Siapkan Kanal di Lahan Gambut untuk Tanaman Bernilai Jual
jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah tengah mengembangkan pola manajemen pengairan atau kanalisasi di lahan gambut yang mudah terbakar. Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, nantinya manajemen itu juga ditunjang dengan zonasi tanaman sehingga kebakaran yang terjadi bisa segera diantisipasi.
“Kanalisasi dan pengontrolan air di blok gambut tersebut dengan cara pemilihan tanaman yang cocok. Sehingga nantinya akan ada zonanisasi tenaman guna menghindarkan kebakaran hutan di kemudian hari,” katanya di Jakarta, Senin (5/10).
Mantan sekretaris jenderal di Departemen Dalam Negeri itu juga mengatakan, pemerintah tengah mengembangkan tanaman bernilai jual tinggi untuk ditanam di lahan gambut. Misalnya, gaharu yang memiliki nilai jual tinggi.
Nurbaya menjelaskan, gaharu ternyata bisa tumbuh di lahan gambut di wilayah Kalimantan Selatan. “Kita juga akan cari jenis-jenis tanaman lainnya yang bisa ditanam di lahan gambut tersebut,” imbuhnya.
Terpisah, ahli irigasi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Indra Setiawan mengatakan, pengairan di lahan gambut perlu perhatian khusus karena karakterinstiknya yang unik. Menurutnya, kemampuan lahan gambut dalam menyimpan air dan mengalirkannya sangat berbeda dibandingkan tanah mineral.
Indra menjelaskan, lahan gambut yang terbentuk dari bahan organik memiliki kemampuan menyimpan air sangat rendah. Akibatnya, air yang mengalir di lahan gambut bisa mengalir deras.
"Air juga menjadi sulit diserap oleh akar tanaman. Jika lahan gambut mengalami kekeringan sedikit saja, otomatis tanaman akan sulit mengambil air itu,” tuturnya.
Indra menambahkan, padi merupakan salah satu tanaman yang cocok di lahan gambut. Namun, katanya, setiap lahan gambut memiliki kelembaban yang berbeda-beda.