Siapkan Penelitian Dampak GMT pada Candi Borobudur
jpnn.com - MAGELANG - Peristiwa gerhana matahari total (GMT) besok (9/3) ternyata membuat Balai Konservasi Borobudur (BKB) merasa perlu menyiapkan penelitian khusus. BKB akan meneliti dampak GMT pada bebatuan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kepala BKB Marsis Sutopo mengatakan, Candi Borobudur memiliki hubungan erat dengan bidang astronomi. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari gambar relief yang terpasang di dinding candi Buddha itu.
Kala pembangunan Candi Borobudur dulu, diperkirakan tidak hanya untuk kegiatan keagamaan Buddha saja. Sebab, bisa Borobudur juga menjasi penanda musim.
“Misalnya, ketika matahari persis di atas stupa. Bisa saja, nenek moyang zaman dulu menandainya sebagai musim pertanian atau apa,” katanya seperti dikutip Radar Kedu (JPNN Group).
Marsis menjelaskan, di Borobudur terdapat satu relief bergambar tujuh bintang dan matahari. Relief itu menggambarkan seseorang dengan latar belakang matahari dan tujuh bintang.
“Hal ini juga setidaknya menggambarkan nenek moyang dulu tahu tentang astronomi. Tujuh bintang ini ada artinya,” ungkap Marsis.
Karenanya, BKB telah menyiapkan tim peneliti. Nantinya, kajian tim peneliti itu tidak secara material atau fisik. Tapi, kajian terkait rona Candi Borobudur terhadap gerhana matahari.
“Candi Borobudur di sisi timur, selalu kesorot sinar matahari secara penuh. Tapi, nanti kalau terjadi gerhana matahari; apakah berpengaruh atau tidak, itu yang dikaji,” katanya.