Sidang Komdis di Medan Besok Diputuskan
"Komdis sangat serius untuk urusan match fixing dan match manipulation. Ini musuh terbesar dan paling mencederai sepak bola. Adanya cukong-cukong istilahnya selama ini kami terkendala dengan tidak adanya bukti langsung dan wilayah hukum. Misalnya cukong Singapura atau Malaysia. Soal yang dipanggil gak datang mau bilang apa lagi. Pastinya orang yang tidak hadir artinya tidak menggunakan hak berbicaranya. Tapi saya respek kepada pelatih PSMS dan yang lain sudah mau menggagalkan upaya tersebut," bebernya.
Ditanya soal sanksi, Hinca tak membeberkan secara gamblang. Namun pelanggaran itu bisa diganjar dengan sanksi terburuk tidak bisa boleh lagi berkecimpung di dunia sepak bola seumur hidup.
"Itu pelanggaran berat dan tanpa ampun. Tapi soal sanksi bisa jadi yang terendah peringatan hingga yang terburuk tidak boleh lagi aktif di sepak bola. Karena sepak bola tidak bicara pidana," ungkapnya.
Sejauh ini penanganan kasus ini terbilang cukup lama. Pasalnya adanya laporan ini sejak Juni dan dalam durasi dua bulan setelahnya tidak juga ada keputusan. "Lama tidaknya itu memang tergantung kompetisi yang berjalan. Karena ini sudah tidak ada pengaruhnya dengan kompetisi, kami bisa kupas lebih dalam. Ada juga yang cepat karena berpengaruh pada kompetisi berjalan," bebernya.
Pelatih kepala PSMS, Suharto AD mengatakan dirinya lega dengan kehadiran Komdis di Medan, ia bisa memberikan keterangan langsung sehingga kekhawatiran informasi bakal simpang siur buyar.
"Ya sedikit lega. Karena saya sudah beritahu apa yang saya tahu dan apa yang ditanyakan Komdis. Harapannya mudah-mudahan kami tidak dirugikan dan sanksi tidak dikeluarkan untuk pemain maupun kita," harap Suharto. (don/ban)