Sidang Perdana, Bekas Bos IMF Kena Tuduhan jadi Germo
jpnn.com - LILLE - Sidang perdana perkara seks dengan terdakwa Mantan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Dominique Strauss-Kahn, 65, digelar kemarin (2/2).
Pria yang kerap dipanggil DSK itu diadili di Prancis dengan tuduhan menjadi mucikari atau penyalur pekerja seks komersil (PSK). Jika terbukti bersalah, dia bisa dihukum sepuluh tahun penjara dan denda EUR 1,5 juta (Rp 21,6 miliar).
Sidang dimulai pukul 13.00 waktu setempat. Sekitar 250 jurnalis memadati gedung pengadilan. DSK disidangkan bersama 13 tersangka lainnya.
Termasuk pemilik rumah pelacuran Dominique Alderweireld yang dijuluki Dodo si mucikari dan mantan public relation Hotal Carlton Rene Kojfer. Proses dengar pendapat hingga putusan diperkirakan memakan waktu tiga minggu.
Kali ini DSK agaknya bakal sulit lepas dari cengkeraman hukum. Sebab, sumber dari pihak pengadilan menyatakan bahwa DSK tahu bahwa dirinya berurusan dengan PSK saat menggelar pesta seks di Paris, Lille, Brussels, dan Washington pada 2008-2011.
Selama ini DSK menampik tudingan tersebut. Mantan menteri keuangan Prancis itu mengaku tidak tahu telah menggunakan jasa PSK dalam pesta seks tersebut.
"DSK tidak menyembunyikan kegemarannya berpesta swinger (pesta seks bertukar pasangan, Red). Tapi, dia tidak menyadari bahwa perempuan ini adalah pelacur dan dia tidak memiliki peranan dalam organisasi (prostitusi) ini," bantah pengacara DSK Richard Malka.
Selama ini DSK memang mendeklarasikan diri sebagai orang yang bebas, termasuk menyukai seks bebas.
Kasus yang membelit DSK itu dikenal dengan sebutan carlton affair atau skandal Carlton. Carlton merupakan nama hotel di Lille, Prancis, yakni pusat jaringan prostitusi kelas atas. Kasus tersebut mencuat pada 2012, namun sidang baru dilakukan kemarin.
Penyelidik menduga bahwa DSK mendapatkan keuntungan dari distribusi para PSK itu. Karena itulah, dia dituding sebagai salah satu mucikarinya. Dilaporkan bahwa beberapa pengusaha yang menggunakan jasa para PSK untuk pesta seks tersebut membayar dengan uang perusahaan.
PSK kelas atas yang dipakai DSK dan para pengusaha itu memang lazim digunakan sebagai pelicin dalam perjanjian usaha maupun politik. Sejatinya, prostitusi legal di Prancis. Namun, pengadaan PSK dianggap ilegal.
Skandal seks yang terus-menerus membelit DSK telah menghancurkan karir dan rumah tangganya. DSK memulai karirnya sebagai menteri keuangan Prancis pada 1997-1999. Karirnya melonjak pesat saat dia menjabat direktur pelaksana IMF pada 2007.
DSK menjadi salah satu orang yang keputusannya paling berpengaruh di dunia. Dia bahkan sempat maju dalam bursa calon presiden dari Partai Sosialis pada 2007.
Karirnya yang moncer tersebut kandas seketika pada Mei 2011. Stasiun televisi menyiarkan secara langsung bagaimana DSK diborgol dan dibawa ke penjara di New York. Seorang petugas pembersih kamar di Hotel Sofitel, New York, yang bernama Nafissatou Diallo menuding bahwa DSK menyerangnya secara seksual.
Tudingan itu memaksa DSK mundur dari bursa calon presiden. Padahal, sebelumnya, dia digadang-gadang sebagai calon kuat yang mampu menghadang Nicolas Sarkozy. DSK akhirnya juga mundur dari jabatannya di IMF. Pada Desember 2012 kasus yang melibatkan Diallo tersebut ditutup karena kredibilitas kesaksian korban meragukan.
Ketika DSK kembali ke Prancis, penulis Tristane Banon ganti menudingnya melakukan percobaan pemerkosaan. Bukti-bukti yang dimiliki Banon cukup kuat. Namun, sayangnya, kejadiannya sudah terlampau lama, yaitu 2003, sehingga tidak bisa disidangkan.