SIMAK! Ini Instruksi Jokowi kepada Gubernur Djarot Saat Rapat Kabinet
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi kepada Provinsi DKI Jakarta karena berhasil menumbuhkan perekonomian daerahnya dengan baik.
Berdasarkan data yang diterima oleh presiden, DKI Jakarta pada triwulan pertama tahun 2017 ini memiliki angka pertumbuhan ekonomi sebesar 6,48 persen atau lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama sebesar 5,01 persen.
Meski demikian, Jokowi -sapaan Joko Widodo, mengingatkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus terus diupayakan. DKI bersama daerah-daerah penyangga, dan pemerintah pusat harus bersinergi untuk menyelesaikan sejumlah persoalan yang dihadapi oleh Ibu Kota Negara.
“Persoalan utama yang dihadapi DKI Jakarta, seperti halnya kota-kota metropolitan dunia adalah masalah urbanisasi, kemiskinan dan ketimpangan sosial, penyediaan fasilitas umum, perumahan, air bersih dan sanitasi, kemacetan dan penyediaan transportasi massal, penanganan soal limbah, sampah dan polusi udara, sampai dengan pengendalian tata ruang," ucap Jokowi.
Itu disampaikannya saat memimpin rapat terbatas mengenai pelaksanaan proyek strategis nasional dan program prioritas di DKI, Selasa (11/7) di Kantor Presiden, Jakarta.
Khusus soal kemacetan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini benar-benar menyoroti salah satu penyebab inefisiensi perekonomian itu. Baginya, tidak ada pilihan lain sebagai solusi dari permasalahan itu selain membangun sarana transportasi yang bersifat massal dan terintegrasi dengan lainnya.
"Untuk itu, saya titip agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang sekarang maupun yang akan datang untuk dapat melanjutkan penyelesaian proyek infrastruktur transportasi massal ini, baik LRT, MRT, kereta api serta pembangunan jalan tol, termasuk memperlancar akses ke Pelabuhan Tanjung Priok," katanya menegaskan.
Jokowi juga menginstruksikan kepada Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang hadir di rapat itu, untuk menekan tingkat pengangguran yang pada Februari 2017 tercatat sebesar 5,36 persen.