SIMAK! Ini Penjelasan Saksi Ahli dari IMI soal Lamborghini Maut
Penyebabnya bisa bermacam-macam, Komang mengasumsikan bahwa proses locking ini terjadi saat mobil ber-akselerasi (pindah persneling,red) tetapi terbentur sesuatu, bisa jadi kondisi jalan yang yang bergelombang bisa jadi penyebabnya. Proses locking ini tentu akan membuat mobil agak sulit dikendalikan. “Biasanya pengemudi akan melakukan pengereman,” tambahnya
Sistem pengereman supercar ini sangat komplit karena dilengkapi berbagai sistem braking & handling yang canggih seperti Antilocking Break System (ABS), yang disempurnakan dengan Electronic Brakeforce Distribution (EBD) dan Electronically Stability Program (ESP).
Sistem pengereman ini, pada awalnya akan membuat kendaraan meliuk. Namun, secara berkala kecepatan mobil sedikit demi sedikit akan berkurang. Jika pengemudinya mampu mengendalikannya maka benturan dapat dihindari. Berbeda dengan mobil non ABS yang jika di-rem hanya akan berhenti mendadak lurus dan sulit dikendalikan saat di-rem.
“Kemungkinan besar human error dari sisi pengemudinya,” ungkapnya. Kecakapan pengemudi inilah yang perlu dipertanyakan. Dia menilai Wiyang belum mampu mengendalikan akselerasi super serta mengenali karakteristik supercar miliknya.
Komang juga menilai Wiyang mengalami kesulitan mengerem yang dapat disebabkan oleh kecepatan mobil. Saat disinggung mengenai kecepatan mobil, pria yang memakai kemeja biru itu belum mampu memastikan. “Yang jelas di atas 40 kilometer per jam,” ucap pria yang juga juga aktif di Darma Safety Drive itu.
Jika memang terbukti melebihi kecepatan itu kemungkinan besar Wiyang sudah melanggar batas maksimal kecepatan kendaraan di jalan arteri dalam kota yang maksimal hanya 40 km/jam.
Asumsi bahwa mobil ini dipacu dengan kecepatan tinggi juga didukung dengan spesifikasi kecepatan mobil yang mampu melaju hingga 100 km/jam dalam waktu 4 detik saja. “Tau sendiri, mobil ini bukan Xenia kan,” tandasnya lalu jalan kembali mobilnya.
Hingga tadi malam, baik penyelidikan dari tim Traffic Accident Analysis (TAA) Dirlantas Polda Jatim maupun dari tim Labfor Polda Jatim masih belum bisa dipublikasikan. Mereka masih akan menganalisa temuan-temuan. (all/eko)