Simak nih Catatan Bamsoet soal Kenaikan Harga BBM dan Pemberian BLT
Akibat lonjakan harga minyak di pasar dunia, anggaran subsidi BBM dalam APBN 2022 membengkak dari Rp 152 triliun menjadi Rp 502,4 triliun untuk kuota 23 juta kiloliter Pertalite dan 15,1 juta kiloliter Solar.
Akibat penyaluran yang tidak tepat sasaran itu, kuota pertalite dan solar subsidi diperkirakan akan habis pada Oktober mendatang.
Kalau penyaluran subsidi yang tidak tepat sasaran itu ingin dipertahankan hingga akhir tahun anggaran 2022, kuota pertalite harus ditambah menjadi 29,1 juta kiloliter, dan solar bersubsidi ditambah menjadi 17,4 juta kiloliter.
Untuk tambahan dua kuota BBM bersubsidi itu, anggaran subsidi BBM 2022 memerlukan tambahan biaya sedikitnya Rp 195 triliun.
Sebanyak 80 persen dari tambahan anggaran subsidi itu masih dikonsumsi oleh kelompok masyarakat yang mampu.
Kalau pola kebijakan seperti ini terus dipertahankan, artinya masyarakat membiarkan negara dan pemerintah salah urus keuangan negara.
Potensi salah urus keuangan negara itulah yang mestinya diprotes oleh siapa saja peduli.
Keputusan pemerintah mengurangi subsidi BBM yang mulai berlaku pada 3 September 2022 siang itu patut dipahami sebagai jalan keluar atau strategi menghindar dari salah urus keuangan negara.