Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

SIMAK! Pengakuan Menarik Para Wanita Karier yang Pilih Jadi Janda

Minggu, 13 Maret 2016 – 11:17 WIB
SIMAK! Pengakuan Menarik Para Wanita Karier yang Pilih Jadi Janda - JPNN.COM
Ilustrasi. JAWA POS

Hal senada disampaikan Fitri Ame­lia, 41. Fitri yang bekerja sebagai guru, mengaku sudah memiliki PIL di tem­ pat kerjanya. Ia juga beralasan jika riak­-riak di rumah tangganya muncul karena faktor ekonomi. Nafkah dari suaminya, lebih kecil dari yang ia ha­rapkan. Makanya ia akhirnya memilih jalan pintas bercerai. 

Fitri merasa tak butuh waktu panjang untuk berpikir bercerai, karena ia menganggap per­ ceraian adalah langkah terbaik. Se­mentara di tempatnya bekerja, ia juga sudah mendapatkan pria “baru” yang dianggapnya lebih mampu memenuhi keinginannya sekarang jika diban­ dingkan suaminya. 

“Terbiasa ketemu (PIL, Red), ya akhirnya cerai saja. Kan sudah ada yang lebih baik,” tandas Fitri tanpa ada beban sama sekali.

Stereotipe kalau wanita, kini, me­nganggap sudah tak butuh pria, se­makin banyak faktanya. Di PA, proses perceraian tampak biasa saja. Dulu perceraian dianggap sesuatu yang tabu, namun kini suasana proses per­ ceraian seakan dibuat santai. Wajah­ wajah mereka (terutama perempuan) tak terlihat sedih. 

Mereka malah ba­nyak yang terlihat bahagia. Perem­ puan­perempuan itu juga tak malu lagi diwawancara. “Aduh, Mbak. Cerai itu sekarang hal biasa. Kalau memang sudah enggak cocok, ya lebih baik gitu (cerai, Red). Artis saja cerai banyak kok. Kan banyak itu contohnya di televisi. Tiap hari pasti ada berita artis cerai,” kata Ivana, samaran. 

Ia juga wanita karir kandidat janda. Kini, bagi mereka perceraian tidak membuat dunia berakhir. Justru men­ jadi awal kehidupan baru yang sangat mereka inginkan.

Data laporan tahunan PA, juga me­ nyebutkan kalau perempuan yang mengajukan gugatan cerai berasal dari nyaris semua profesi. Mulai dari swasta, PNS, wirausaha maupun ibu rumah tangga. Untuk swasta dido­minasi oleh wanita yang bekerja se­bagai karyawan perkantoran maupun pertokoan. 

Misalnya, marketing, staf administrasi, konsultan, dokter, dosen, SPG dan lainnya. Untuk status PNS, mayoritas didominasi oleh guru dan pegawai di kecamatan dan kedinasan. Profesi polisi juga cukup mendominasi pada gugatan di PA.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News