Sinergi Industri dan SMK Mampu Atasi Ketertinggalan Penguasaan Teknologi
jpnn.com, TANGERANG - Kerja sama antara industri dengan dunia pendidikan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan hal yang penting.
Terlebih saat ini sektor pendidikan memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan penguasaan teknologi dan kompetensi sehingga bisa memenuhi kebutuhan dunia industri.
“Kerja sama antara sektor pendidikan dan industri merupakan hal yang harus terus ditingkatkan. Selain bisa mengatasi ketertinggalan dalam penguasaan teknologi, link and match bisa meningkatkan serapan tenaga kerja dari SMK oleh industri," ujar Adrianus Yose Rino Direktur DNA Initiative di sela-sela acara The Indonesia’s First Rotary Drilling Rig Operator Training Class Graduation Ceremony di 10NZ Place Alam Sutera.
Menurut Rino, upaya link and match ini sudah didorong oleh pemerintah melalui Inpres No. 9/2016 tentang Revitalisasi SMK.
Melalui inpres ini, pemerintah mendorong agar sektor industri bekerjasama dengan SMK. Dengan demikian, para siswa SMK bisa meningkatkan kemampuan teknisnya dan diharapkan dapat terserap oleh industri.
DNA Initiative sebagai lembaga yang menjembatani dunia pendidikan dan sektor industri diinisiasi pada 2015 oleh beberapa sekolah pionir diantaranya: SMK Muhammadiyah 1 Weleri, SMK Maarif Kudus, dan SMK negeri Guguak Limapulu Kuto.
“Pada wisuda kali ini, kami meluluskan 19 siswa SMK yang sudah mengikuti Prakerin bersama dengan PT. IPB selama 6 bulan dari 3 September 2018 hingga 3 Maret 2019. Kami harapkan nantinya akan lebih banyak lagi sekolah yang aktif bekerjasama dan menerapkan kurikulum berbasis industri," harap Rino.
Ada empat sekolah yang mengikutsertakan siswanya dalam program Prakerin bersama PT. IPB yang bergerak di sektor alat berat.