Singgung Kemunculan Neo Orde Baru di Pilpres 2024, Politikus PDIP: Demokrasi Harus Diselamatkan
jpnn.com, JAKARTA - Politikus muda PDIP Setiawan menilai proses pencalonan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden di Pilpres 2024 sebagai kemunculan neo orde baru (neo orba) sehingga mengancam demokrasi.
Dia mengatakan meski proses pencalonannya konstitusional, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang meluluskan wali kota Solo tersebut jauh dari spirit reformasi.
Salah satu alasannya karena proses perubahan aturan di MK tersebut diduga kuat hanya untuk meluluskan Gibran menjadi cawapres.
"Dengan melihat kasus MK yang meluluskan anak presiden menjadi cawapres dan adanya sikap Jokowi yang tidak sejalan dengan cita-cita reformasi maka demokrasi di Indonesia harus segera diselamatkan," ujar Setiawan saat menjadi narasumber Diskusi Daring bertajuk Fenomena Neo Orba di Pilpres 2024: Demokrasi di Simpang Jalan?, Selasa (23/1/2024) malam.
Menurut Setiawan, bangsa Indonesia memiliki budaya dan peradaban yang baik dalam konteks membangun kebersamaan dan keadilan untuk seluruh masyarakatnya.
Dia menegaskan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bermoral, bangsa besar yang mewarisi budi pekerti. Oleh karena itu, cerminan neo orba yang mulai ditunjukan Jokowi harus dilawan.
“Demokrasi kita harus diselamatkan. Kita adalah bangsa yang bermoral, kita memiliki warisan yang baik dalam konteks menjaga kebersamaan. Dilihat dari sejarah, kita bangsa besar yang mewarisi budi pekerti,” kata Setiawan.
Namun, meski fenomena neo orba mulai muncul di Indonesia dengan melibatkan aktor di dalam kekuasaan, Setiawan cukup optimistis pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang.