Siswa SD Iuran untuk Tambal Meja Bolong
jpnn.com, MOROWALI UTARA - Gedung SD Negeri 1 Kolonodale, Morowali Utara, Sulteng, kondisinya memprihatinkan, termasuk fasilitas di ruang kelasnya.
Padahal, sekolah yang berdiri sejak tahun 1951 itu berada di ibukota kabupaten Morowali Utara.
Setiap ujian nasional para murid sekolah ini mengumpulkan uang Rp10 ribu per orang. Dana itu digunakan membeli bahan untuk menambal atau melapisi meja belajar yang bolong-bolong.
Sepintas, sekolah permanen tersebut terlihat kokoh dengan polesan warna terang di dindingnya. Namun saat diperhatikan lebih dekat, kondisinya ternyata tak layak difungsikan.
Meski berada di jalan poros, keberadaan SD Negeri 1 Kolonodale kerap luput dari pantauan. Pasalnya, sekolah ini berada di bukit wilayah admistratif Kampung Bugis, Kelurahan Kolonodale, Kecamatan Petasia.
Bukannya lepas dari perhatian pemerintah daerah, kata Adris Ganoli, kepala sekolah itu. Menurutnya, ada anggaran Rp 1,5 miliar dalam APBD Morut 2017 untuk bangun baru gedung sekolah yang baru dipimpinnya sebulan ini.
Sayangnya, dana itu dibatalkan karena lokasi pengembangan dinilai yang tidak layak.
"Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kita membatalkan pembangunan gedung baru sekolah ini. Saya setuju (pembatalan) karena memang lokasi baru yang ditunjuk sangat tidak layak," ujar Adris kepada Radar Sulteng (Jawa Pos Group).