Situasi Yaman Mencekam, 4.000 WNI Terancam
jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah Indonesia sedang merencanakan evakuasi bagi WNI yang berada di Yaman, menyusul perkembangan situasi yang semakin tidak kondusif di negara Jazirah Arab tersebut.
Pihak Kementerian Luar Negeri kini terus memantau kondisi, setelah kelompok milisi Al-Houthi mengambil alih pemerintahan dan juga menguasai ibu kota Sana’a.
"Melihat perkembangan situasi yang terjadi saat ini, kelompok milisi tidak hanya menduduki ibu kota, namun mulai bergerak ke wilayah lain sehingga mengakibatkan situasi keamanan yang bergejolak," tulis pernyataan resmi kementerian yang dipimpin Retno Marsudi tersebut, Rabu (18/2).
Kemenlu mengkhawatirkan situasi politik yang terus berkembang ini akan menciptakan krisis keamanan yang dapat memakan korban sipil, terutama WNI yang berada di sana.
"Dari data yang ada (KBRI Sana’a), jumlah WNI yang berada di wilayah Yaman berjumlah kurang lebih 4.159 orang yang tersebar di seluruh Yaman. Sebagian besar merupakan pelajar, mahasiswa dengan jumlah sekitar 2.686 orang dan sekitar 1.488 orang buruh," tulis Kemenlu.
Mengingat situasi yang semakin tidak kondusif, pemerintah Indonesia mengimbau WNI yang berada di Yaman, khususnya ibukota Sana’a, untuk selalu waspada dan berhati-hati. "Selain itu, pemerintah juga mengimbau agar untuk saat ini seluruh WNI menunda kunjungan ke Yaman hingga keadaan menjadi lebih kondusif," bunyi pernyataan tersebut.
KBRI Sana'a di Yaman juga membuka akses 24 jam untuk layanan emergency di nomor +967 738 115 555 bagi WNI yang membutuhkan bantuan dan informasi. (adk/jpnn)