Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Skandal Pengaturan Skor, Terungkap Identitas Miss T

Senin, 24 Desember 2018 – 00:56 WIB
Skandal Pengaturan Skor, Terungkap Identitas Miss T - JPNN.COM
Sepak bola. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Nama beberapa petinggi PSSI terseret kasus dugaan pengaturan skor di Liga 3 yang melibatkan Persibara Banjarnegara. Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono dan mantan manajer Persibara Lasmi Indaryani berulangkali menyebut nama Miss T dan Mr P sebagai dalangnya.

Selain itu, terseret pula nama petinggi PSSI seperti anggota Exco Johar Lin Eng dan Papat Yunisal. Juga, anggota Komdis PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih. Hanya, yang dianggap sebagai tokoh sentralnya tetap berada dalam diri Miss T dan Mr P. Siapa mereka sebenarnya?

Lasmi akhirnya buka-bukaan. Yang dimaksud mantan manajer timnas U-16 putri Indonesia itu adalah Anik Yuni Artika Sari. Perempuan yang disapa Tika itu pernah menjadi wasit pada Liga Futsal Nusantara (LFN) 2016 Jateng. Sedangkan, Mr P yang dimaksud adalah Priyanto alias Mbah Pri.

”Tika itu mengaku sebagai anaknya Mbah Pri. Selama beberapa bulan dia (Tika, Red) selalu bersama saya,” ucap Lasmi. ”Ternyata hanya menjadi penyusup yang menjadi suruhan Mbah Pri,” imbuhnya.

Tika yang kelahiran Pati, 7 Juni 1992 itu merupakan wasit futsal profesional dari Jateng. Lisensi sebagai wasit futsal telah dimilikinya sejak 2015. Lisensi nasional level 1 didapatkan perempuan yang pernah kuliah di Universitas PGRI Semarang itu setelah mengikuti kursus wasit pada 20-24 Oktober 2016 di Jatinangor, Jabar.

Sebelum menjadi wasit futsal dengan memulainya di level pelajar hingga Liga Nusantara, dia pernah menjadi pemain futsal. Pernah bergabung dengan beberapa klub di Semarang dan beberapa kota lain di Jateng.

Namanya mulai terkait dengan pengaturan skor setelah Budhi dan Lasmi buka suara. Lasmi ketika masih menjadi manajer Persibara mengatakan diminta oleh Tika untuk membayar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta supaya lolos 32 besar Liga 3. Bahkan, dijanjikan akan dikembalikan duit itu kalau tidak lolos. Ternyata, tidak lolos dan belum dikembalikan.

Dari Lasmi, Jawa Pos kemudian mendapatkan nomor kontak Tika. Sayang, sekali berkali-kali dihubungi, tapi tidak ada respons. Akun media sosial Tika di Instagram dan Twitter juga tak lagi aktif.

Pengaturan skor di Liga 3 yang melibatkan Persibara Banjarnegara menyeret nama sejumlah petinggi PSSI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News