Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

SMI Tegaskan Indonesia Bisa Tekan Rasio Utang Sejak Era SBY

Sabtu, 24 Maret 2018 – 19:59 WIB
SMI Tegaskan Indonesia Bisa Tekan Rasio Utang Sejak Era SBY - JPNN.COM
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Ishak Mutiara/Rakyat Aceh/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengklaim Indonesia sudah berhasil menekan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menteri yang kondang dengan inisial SMI itu menyebut rasio utang Indonesia terhadap PDB pada kurun waktu 2005-2010 turun dari 47 persen menjadi 26 persen.

"Pada kurun 2005-2010, saat masa saya menjabat menteri keuangan sebelum ini, Indonesia berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB dari 47 persen ke 26 persen. Suatu pencapaian yang sangat baik dan APBN Indonesia menjadi makin sehat, meski jumlah nominal utang tetap mengalami kenaikan," ujar SMI sebagaimana terera di laman Kemenkeu.

Terkait kekhawatiran tentang posisi keseimbangan primer, mantan managing director World Bank itu menegaskan, pemerintah akan menurunkan defisit APBN. Dengan demikian APBN menjadi instrumen yang sehat dan sustainable.

"Buktinya, pada tahun 2015 keseimbangan primer mencapai defisit Rp 142,5 triliun, menurun pada tahun 2016 menjadi Rp 125,6 triliun, dan kembali menurun pada tahun 2017 sebesar Rp 121,5 triliun. Untuk tahun 2018, Pemerintah menargetkan keseimbangan primer menurun lagi menjadi Rp 87,3 triliun,” jelasnya.

Adapun untuk 2019 dan ke depan, pemerintah akan terus menurunkan defisit keseimbangan primer agar mencapai nol atau bahkan mencapai surplus. Dengan demikian utang dalam APBN juga ditujukan untuk membantu membangun pendalaman pasar keuangan dan obligasi di dalam negeri.

"Jadi utang tidak hanya sebagai alat menambal defisit belanja pemerintah, namun juga sebagai alternatif instrumen investasi bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Hal ini juga bisa dilihat dari jumlah investor ritel yang membeli Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat setiap tahun sejak penerbitannya pada 2006. Secara jumlah, total investor ritel pemegang SBN pada 2018 telah mencapai 501.713.

“Bahkan investor individual ini ada yang berusia di bawah 25 tahun (sekitar 3 persen), hingga di atas 55 tahun. Ibu rumah tangga juga telah mengenal dan berinvestasi pada SBN yang mencapai sekitar 13-16 persen,” sebutnya.

Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengklaim Indonesia sudah berhasil menekan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sejak era Presiden Susilo Bambang Yudh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News