SMS Guru Besar Unair Sebelum Tewas: Papa Pamit, di Mobil Ada Terpal Bungkus Jenazah, Maafkan...
jpnn.com - SURABAYA - Penyebab kematian Guru Besar Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair) Prof Dr drh Ngakan Ketut Laba Mahaputra MSc masih menjadi pro-kontra. Polisi berkesimpulan bahwa Ketut Laba meninggal karena bunuh diri. Sementara itu, para kolega Laba menganggap asumsi bunuh diri sangat bertentangan dengan keseharian korban.
Laba ditemukan tewas di kompleks bangunan tower Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), Kamis petang (24/9). Dia diduga jatuh dari lantai 7 bangunan tersebut. Tubuhnya telentang dan kepalanya mengeluarkan banyak darah.
Dari pantauan Jawa Pos di lokasi kejadian kemarin, korban jatuh dari ketinggian sekitar 20 meter. Jarak jasad dari tembok bangunan sekitar 5 meter. Tali rafia pembatas di lantai 7 gedung terlihat terputus. Kondisi itu menjadi bahan pertimbangan bagi polisi untuk menguatkan dugaan bunuh diri.
Kapolsek Sukolilo Kompol Noerijanto menyatakan, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi. Antara lain, Romli, (tukang bangunan yang menemukan jasad Laba), Ahmad Riza Faruqi (menantu almarhum), dan istri almarhum. Prioritas dalam pemeriksaan tersebut terkait dengan kronologi kematian Laba.
Noerijanto menyatakan, Laba meninggal dalam kondisi sakit. Bahkan, untuk berjalan pun, dia perlu pendamping. Penjelasan itu sesuai dengan fakta bahwa Laba tampak berjalan ditemani menantunya di sekitar lokasi kejadian sebelum ditemukan meninggal. ''Jalannya tidak seperti orang sehat. Seperti orang terkena stroke,'' ujarnya.
Kanitreskrim Polsek Sukolilo AKP Muhammad juga yakin bahwa kematian Laba adalah murni bunuh diri. Hal itu diperkuat SMS yang dikirim korban kepada Riza dan istri almarhum beberapa saat sebelum meninggal. Isinya, ''Papa pamit, di mobil ada terpal, bungkus jenazah. Masuk mobil dan bawa pulang. Maafkan.''
(Baca: Sidik Jari Siapa di HP Milik Guru Besar Unair yang Ditemukan Tewas di ITS?)
Menurut Muhammad, pesan itu diterima Riza sekitar pukul 18.00. Riza yang sebelumnya menemani korban memang pulang lebih dulu. Alasannya, dia diminta korban untuk mengambil ponsel. (lyn/fat)