Soal Azan Jihad, Begini Respons Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah
Setelah Bilal menyerukan azan seperti yang diajarkan Abdullah bin Umar, Umar bin Khaththab kemudian datang tergesa-gesa kepada Nabi Muhammad lalu berkata, “Ya Rasulullah, demi zat yang telah mengutus engkau dengan benar, sungguh samalam saya telah bermimpi sebagaimana yang diucapkan Bilal.” Mendengar ucapan Umar itu, Nabi SAW bersabda: “Segala puji bagi Allah, demikian itulah yang lebih tetap.”
Berdasarkan kisah turunnya wahyu azan itu, Basarah menegaskan, sesuai keyakinan umat Islam di seluruh dunia, kalimat-kalimat dalam azan itu adalah seperti yang sering diperdengarkan di masjid-masjid di Indonesia dan seluruh dunia, termasuk Masjid Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
"Jadi, kalau ada yang mengubahnya dengan hayyal alal jihaad, itu pasti sudah mengubah ajaran Islam. Itu bidah," jelas Wakil Ketua Lazisnu PBNU itu.
Menurut Basarah, jika ada sekelompok orang yang mengubah lafal azan menjadi ‘hayya alal jihad, sebaiknya mereka hentikan. Basarah memandang hal itu hanya akan berakibat memecah belah umat Islam.
"Apakah mereka sudah menodai agama Islam, saya mengembalikannya kepada umat Islam Indonesia, bahkan umat Islam dunia. Mari kita tanya, apakah mereka rela syariat agama mereka diubah-ubah? Selama ini umat Islam sedunia bersatu dalam syariat dan keyakinan atau tauhid. Jika pun ada perbedaan mazhab fiqih, itu pasti didasari oleh dalil masing-masing. Nah, khusus soal azan, semua umat Islam sedunia selama ini sudah sepakat. Dengarkan saja azan di dua masjid suci di Arab Saudi," jelas Basarah. (tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini: