Soal Enzo Allie, Momentum Bagi Jokowi Pilih Figur yang Tepat
Bagaimana mungkin anak dari pengikut khilafah bisa lolos menjadi tentara penjaga negeri?
Menurut pengamat intelijen Indonesia Suhendra Hadikuntono, hal ini seharusnya tidak perlu terjadi. Karena, kalau benar ternyata ada upaya penyusupan kader prokhilafah ke dalam institusi TNI, hal ini akan membahayakan TNI dan negara.
Menurut dia, fungsi intelijen yang paling utama adalah mencegah dan menangkal, bukan penindakan.
Sekali lagi ini pelajaran yang paling berharga bagi kita semua. Beruntunnya kasus yang menimpa negeri ini mulai tragedi Bank Mandiri, blackout PLN, dan peristiwa lainnya harus dijadikan momentum bagi intelijen negara untuk mempertajam daya endusannya guna memantau pergerakan kaum prokhilafah.
Dengan kegagalan total mereka menunggangi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019, saya meyakini mereka akan berupaya keras melakukan aksi infiltrasi ke segala lini vital di negeri ini.
Mungkin saatnya perlu dipikirkan bahwa institusi intelijen negara tidak lagi dipegang oleh politisi, polisi atau militer. Namun, seperti negara-negara lain di dunia seperti CIA di Amerika, KGB di Rusia dan MI6 di Inggris, institusi intelijen negara selayaknya dipegang oleh orang sipil yang mumpuni di bidang intelijen agar daya tangkal dan daya endus intelijen negara kita lebih fokus dan tajam.
Mudah-mudahan ini momentum emas bagi Presiden Jokowi untuk lebih jeli menentukan orang-orang yang tepat untuk membantu pekerjaan besar beliau untuk Indonesia.
Selanjutnya kita tunggu saja langkah konkret TNI untuk mengambil tindakan tegas dan nyata dalam kasus Enzo Allie. (*)