Soal Film Soekarno, Ratna Sarumpaet Bela Hanung
jpnn.com - JAKARTA - Sutradara film "Jamila dan Sang Presiden" Ratna Sarumpaet ikut bersuara terkait polemik penentuan pemeran Bung Karno untuk film "Soekarno : Indonesia Merdeka!" yang akan dibesut sutradara Hanung Bramantyo. Ratna menegaskan, pemilihan aktor dan peran dalam sebuah film merupakan hak penuh sutradara.
"Penentuan siapa memerankan siapa, itu merupakan hak prerogatif sutradara. Mau nanya jungkir balik ke republik manapun, tetap itu merupakan hak sutradara," ucap Ratna dalam rilis yang diterima, Kamis (26/9).
Ratna yang juga dikenal sebagai aktivis perempuan itu menambahkan, karena penentuan aktor merupakan hak prerogatif sutradara maka pihak keluarga Soekarno harus setuju dengan pilihan yang ditetapkan Hanung. Pasalnya, kata dia, sutradara sangat paham dan tahu kualitas akting aktor yang dipilihnya.
"Keluarga harus terima. Soekarno diangkat ke film bukan ingin memertontonkan keluarga, tapi film itu ingin mengangkat Soekarno sebagai bapak pendiri bangsa. Soekarno ini jadi milik seluruh Rakyat Indonesia, milik publik," katanya.
Ratna berpendapat, film "Soerkano: Indonesia Merdeka!" itu harus ditayangkan. Pasalnya, tidak semua rakyat Indonesia, khususnya kaum muda mengetahui sejarah panjang Soekarno dalam mendirikan negara ini.
Karenanya, Ratna berharap agar sahabatnya, Rachmawati Soekarnoputri, tetap mendukung apapun pilihan Hanung. "Untuk Mbak Rachmawati, saya sebagai sahabat minta agar dia mendukung juga," ucapnya.
Polemik seputar film Soekarno bermula ketika adanya perbedaan antara Hanung dan Rachmawati dalam memilih aktor untuk memerankan Presiden Pertama RI itu. Rachmawati memilih Anjasmara, sementara Hanung dan timnya menjatuhkan pilihan pada Ario Bayu.
Seperti ramai diberitakan media, Rahmawati mengaku tidak setuju dengan Ario Bayu. Selain tak sreg dengan Aryo Bayu, Rachmawati Soekarnoputri pun menilai Maudy Koesnaedi kurang sesuai untuk memerankan Ibu Inggit. Menurutnya, Zee Zee Shahab lebih mirip secara fisik dengan karakter Bu Inggit.