Soal HAM di Debat Capres, Simpati Publik ke Prabowo Terdongkrak
jpnn.com - JAKARTA -- Debat capres perdana, Senin (10/6) malam bertajuk "Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih dan Kepastian Hukum" mendapatkan perhatian dari analis pasar modal. Kedua pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Analis pasar modal dari Bahana Securities, Harry Su menilai Prabowo-Hatta memiliki keunggulan berkomunikasi secara lisan yang lebih bisa dimengerti oleh pemirsa di akar rumput.
"Selain itu, melakukan kontak mata dengan pemirsa sehingga membangun interaksi yang lebih baik," ungkap Harry dalam keterangan persnya, Selasa (10/6).
Sebaliknya, ia menilai Jokowi lebih banyak membaca dan kurang melakukan kontak mata dengan pemirsa.
Presentasi Jokowi - JK juga dinilai terlalu pendek padahal masih ada waktu. "Ini menunjukkan kekurangan kemampuan public speaking," kata dia.
Ia pun menjelaskan respon Prabowo terhadap pertanyaan yang diajukan moderator juga lebih terstruktur dibanding Jokowi. Prabowo bersama Hatta memaparkan alur jawaban satu demi satu secara teratur.
Selain itu, Harry juga mengapresiasi konsep Prabowo soal strategi pemberantasan korupsi yang berbasis peningkatan remunerasi pegawai negeri. Sedangkan Jokowi mengandalkan transparansi pemerintahan melalui rekruitmen terbuka, e-budgeting, dan e-procurement.
Tak hanya itu, Harry juga mencermati pertanyaan JK tentang bagaimana sikap Prabowo terhadap hak asasi manusia.