Soal Hepatitis Akut, Nih Permintaan Fahira Kepada Kemenkes
Selain itu, pemerintah juga harus terus menyosialisasikan gejala-gejala dan tips pencegahan agar anak-anak terhindar dari penyakit yang masih belum diketahui penyebabnya ini.
"Perlu sosialisasi langkah atau tindakan yang harus dilakukan jika ada anak kita bergejala hepatitis akut," ujar Fahira Idris.
Menurut Fahira, langkah penting yang juga perlu ditempuh Pemerintah dan pemerintah daerah adalah memastikan semua fasilitas kesehatan bahkan hingga di level paling bawah misalnya puskesmas aware terhadap kasus hepatitis akut.
"Jika ada pasien terutama anak-anak yang menunjukkan gejala misalnya mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran harus segera mendapat perhatian ekstra dan langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih besar dan lengkap misalnya rumah sakit. Kesigapan ini penting karena makin cepat ditangani maka anak-anak yang diduga mengidap hepatitis akut bisa tertolong,” ujar Senator Fahira yang juga seorang pemerhati anak ini.
Sebagai informasi, sejak WHO mengumumkan secara resmi hepatitis akut sebagai KLB, jumlah laporan kasus penyakit ini terus bertambah.
Tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara. WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.(fri/jpnn)