Sofyan Djalil Sampaikan Pesan Khusus kepada Kepala BRIN
Menurut dia, kondisi ini berbeda dengan di Malaysia. Dia mencontohkan, Malaysia mampu ‘menduniakan’ durian musang king-nya.
“Di lain sisi, varian durian kita tak kalah banyak. Oleh karenanya, dibutuhkan kajian dan pengembangan khusus agar penelitian kita tidak berakhir sebagai paper products semata, tapi juga mampu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas dan bahkan menjadi komoditas terbesar di dunia,” kata Sofyan.
Selain itu, lanjut dia, penting juga untuk diintegrasikan ke semua bahwa kini sudah saatnya perekonomian bergerak atas dasar innovation based economy, bukan lagi resource based economy.
Laksana dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa BRIN membutuhkan dukungan dari berbagai kementerian.
Sehingga koordinasi riset dan inovasi di tiap kementerian dan lembaga penelitian nonkementerian (LPNK) dapat berjalan baik.
Hasil penelitian bisa lebih menjawab kebutuhan masyarakat.
Di sisi lain, Laksana juga menyampaikan kendala yang dihadapi terkait dengan inventarisasi tanah yang belum bersertipikat di lembaga riset BRIN, sehingga mengurangi konsentrasi peneliti yang bekerja di sana.
Menanggapi aspirasi itu, Menteri Sofyan mengatakan bahwa kementerian yang dipimpinnya sangat serius menyelesaikan sengketa dan konflik pertanahan yang dapat menghalangi kepentingan orang banyak.
“Kami siap berkolaborasi, Pak Handoko. Apalagi, riset dan inovasi merupakan dua hal yang paling penting guna mewujudkan Indonesia yang maju dan dapat bersaing di kancah global. Kami siap untuk itu,” tutup Sofyan A. Djalil. (*/jpnn)