Somalia Siap Suplai Data Intelijen
Untuk pembebasan MV Sinar KudusKamis, 14 April 2011 – 07:07 WIB
Dubes Somalia mengatakan, sehari setelah kapal disandera pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI. Sejak 17 Maret koordinasi telah dilakukan antara Kedubes Somalia di Kenya dan KBRI Kenya untuk bicara dengan perwakilan di Nairobi. Dalam proses negosiasi, Mohamud menyarankan pemilik kapal tidak melibatkan mediasi pihak ketiga.
Dia menyontohan pemilik kapal asal Denmark yang memaksakan menebus kapalnya hanya dengan USD 1 Juta. Padahal pembajak meminta tebusan tiga sampai empat kali lipat dari jumlah itu. Namun, setelah sebulan akhirnya kapal dibebaskan. Tapi, kata dia, ada juga negara yang menolak negosiasi dan memilih operasi militer, seperti Prancis, India, dan Korea Selatan. "Saya memiliki keyakinan bahwa 99 persen perompak tidak membunuh sandera karena mereka didukung mafia yang tidak ingin bisnisnya hancur," kata dia.
Para perompak, menurut Mohamud adalah mafia internasional dengan hasil tebusan yang dibagi dengan kelompok lain yang berada di luar wilayah Somalia. Mereka yang ada di luar wilayah Somalia bertindak sebagai pemasok peralatan navigasi pelacak kapal. Kawanan perompak itu hanya sebatas meminta uang dan tidak memiliki kaitan dengan jaringan pemberontak Al-Shabaab Somalia. "Salah satu daerah yang menjadi basis perompak adalah Puntland. Itu terjadi setelah kami tak lagi memiliki Angkatan Laut karena perang saudara 1991," kata Mohamud.