Sopir Angkot Ditikam Istri Simpanan
LABUHAN - Dewi (30), istri simpanan, menikam Ricardo Silalahi alias Kardus (30) di dalam kamarnya hingga tewas.
Dewi mengakui kesalahannya. "Aku benar-benar silap, malam itu aku tak ada maksud mau menusuknya dengan pisau. Tapi aku tak tahan disiksanya di rumah," ujar Dewi (30) di balik terali besi Polsek Medan Labuhan, kemarin (10/2).
Dengan wajah murung wanita asal Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, Sumut, itu tampak menyesali tindakannya menikam Kardus.
Dewi kembali mengisahkan peristiwa malam itu. Berawal dari suaminya yang berprofesi sebagai sopir angkot mabuk-mabukan bersama teman-temannya di kafe, kemudian melanjutkan minum di teras rumah kontrakannya di kawasan Lahan Garapan, Pasar 10, Desa Manunggal, Kec. Labuhan Deli.
Menjelang malam, Dewi pergi ke kafe untuk bekerja. Ketika itu, ia meninggalkan anaknya yang masih berusia dua tahun bersama Ricardo dan temannya di rumah.
Begitulah, setelah puas minum, entah karena alasan apa, Ricardo dan dua temannya datang ke Kafe Ian Buras untuk menjemput Dewi. Melihat itu, Dewi yang kesal lantas mengajak Ricardo yang sudah mabuk pulang ke rumah. Awalnya korban menolak.
Tapi Dewi memaksa karena takut terjadi sesuatu pada anak mereka yang ditinggal sendirian di rumah. Tak senang dipaksa, Ricardo yang emosi sempat memukuli Dewi disaksikan puluhan pengunjung kafe. Dewi yang malu sempat melawan, hingga terjadi keributan di lokasi.
"Waktu aku mau pergi, aku bilang kenapa abang tinggalkan anak di rumah. Dia malah marah dan kembali minum, makanya kami ribut. Aku dipukulinya di kafe," kata Dewi.
Keributan kedua pasangan gelap itu pun berakhir setelah dilerai orang-orang di kafe. Kemudian mereka pun pulang. Setibanya di rumah, pria yang menetap di Jalan Rawe, Komplek Pajak Yuka, Kecamatan Medan Labuhan itu kembali mengamuk.
Ricardo memukuli Dewi berulang-ulang. Tak tahan, Dewi berusaha menyelamatkan diri sambil menggendong anaknya, lari ke arah dapur. Ternyata, Ricardo tetap memukulinya sehingga Dewi dapat mengambil pisau. Dalam keadaan memegang pisau Dewi diseret ke kamar. Saat itulah suaminya terjatuh dan Dewi menusukkan pisau di tangannya ke paha kiri suaminya.
"Bukan aku sengaja menusukkan pisau itu, aku memang sudah tak tahan lagi di siksanya makanya aku silap. Padahal aku sambil gendong anak tetap aja dipukulinya. Aku benar-benar menyesal," ungkap Dewi sembari meneteskan air mata.
Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya kini Dewi menginap di sel tahanan Polsek Medan Labuhan. "Aku sedih kali harus dipenjara, padahal anakku masih netek (menyusui). Aku sangat kasihan dengan anakku," sesal Dewi di balik terali besi usai melakukan rekontruksi di TKP.
"Aku harus menanggung semua ini, aku cuma kasihan anakku yang saat ini dengan orang tuaku," ungkapan sedih Dewi di penjara.
Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan, AKP Kusnadi mengatakan, tersangka sudah mengakui perbuatannya. Pihak polisi sudah melakukan cek TKP ulang guna mengambil barang bukti pisau yang dibuang tersangka ke sumur.
"Dalam kasus ini tersangka dijerat pasar 351 ayat 3 tentang penganiayaan mengakibatkan nyawa orang lain meninggal dunia," kata Kusnadi. (ril/bud)