Sopir Hadang Puluhan Truk BBM
Marah karena Tak Kunjung Dapat Solar setelah Enam Hari Antrejpnn.com - 
Menurut laporan Padang Ekspres (Jawa Pos Group), ratusan sopir truk itu mengamuk karena tetap tidak mendapatkan solar setelah enam hari antre di SPBU yang diketahui milik koperasi Pertamina tersebut. Merasa dipermainkan, ratusan sopir truk itu mendatangi kantor SPBU.


Mereka disambut lelaki yang mengaku bernama Anton. Dia mengatakan, pasokan solar dari Pertamina belum masuk. ""Informasinya siang ini (kemarin, Red) masuk satu truk pengangkut solar ke SPBU ini. Tapi, solar yang akan masuk itu solar nonsubsidi. Harganya Rp 10.700 per liter," kata kepala SPBU Coco, Matoaia, itu.


Diduga, informasi bahwa yang solar akan masuk adalah solar nonsubsisdi itulah yang memicu emosi para sopir. Tanpa dikomando, mereka menghidupkan truk mereka yang terparkir di pinggir jalan depan SPBU, lalu memindahkan kendaraan tersebut ke tengah jalan. ""Kami merasa dipermainkan. Setelah enam hari menunggu, kami tetap tidak bisa mendapatkan solar. Padahal, kami harus mengirim barang. Kami juga harus mengeluarkan Rp 100 ribu per hari selama menunggu," tutur Juli, 30, salah seorang sopir.


Informasi bahwa yang akan masuk adalah solar nonsubsidi, lanjut Juli, memancing kemarahan para sopir. Mereka spontan memindahkan truk ke tengah jalan. Akibatnya, kendaraan yang akan melintas terpaksa berputar. 


Penutupan jalan itu berlangsung sejak pukul 09.30, sesaat setelah para sopir mendengar informasi bahwa solar bersubsidi tidak akan masuk hari itu. Makin siang, jumlah truk yang menutup jalan makin banyak. 


Menurut Eri, 29, sopir truk yang sehari-hari mengangkut peti kemas dari dan ke Teluk Bayur, para sopir truk yang mendengar ada demo di SPBU Coco ikut bergabung. "Kami ikut bergabung karena juga sering tidak mendapatkan solar. Akibatnya, kami tidak bisa beroperasi dan tidak mendapatkan penghasilan," jelasnya.


Melihat aksi ratusan sopir truk itu, Anton menyatakan tidak bisa berbuat banyak. Sebab, pihak SPBU hanya menerima pasokan BBM dari Pertamina. Dia tidak bisa meminta lebih karena ada kuota solar yang masuk ke SPBU-nya. ""Karena demo ini, SPBU kami tidak bisa menjual premium dan pertamax. Akses masuk ke SPBU kami tidak bisa dilalui kendaraan," katanya.


Sementara itu, karena tidak mendapatkan kejelasan, puluhan sopir truk akhirnya meninggalkan kendaraan mereka begitu saja dan melanjutkan aksi ke DPRD Padang sekitar pukul 16.00. Sejumlah sopir menghadang truk-truk pengangkut BBM yang melintasi Batang Kajai, Kelurahan Nan XX, Kecamatan Lubuak Bagaluang.