Soros
Oleh: Dhimam Abror DjuraidSebelum pindah ke Wall Street dan melanjutkan karier keuangannya, pada 1956 Soros bergabung dengan Singer dan Friedlander, bankir London.
Ia lalu mendirikan Quantum Fund yang kemudian terkenal sebagai salah satu perusahaan hedge fund pertama di dunia.
Cara kerjanya adalah menggunakan modal dari orang-orang kaya dan menginvestasikannya ke dalam transaksi internasional yang sangat berisiko, tetapi memiliki potensi keuntungan yang sangat besar. Quantum Fund berhasil menjadi perusahaan hedge fund terbesar dan paling disegani di dunia.
Pada Black Wednesday, Soros mendulang keuntungan sebesar 1 miliar Poundsterling. Pada saat yang sama, Soros membeli saham-saham Inggris hingga senilai 350 juta Poundsterling, dengan berasumsi bahwa harga saham-saham di suatu negara seringkali menguat setelah mata uangnya melemah.
Ia mengakui bahwa tindakannya itu hanya menguntungkan dirinya pribadi, pada waktu itu. Ia mengeklaim bahwa satu-satunya hal yang bisa menyelamatkan Inggris hanyalah mata uang tunggal, seperti Euro sekarang, satu hal yang tetap ia yakini sampai sekarang.
Soros bukan sekadar spekulan biasa. Ia memahami strategi keuangan dan tahu betul kekuatan dan kelemahan semua pemain di dalamnya.
Satu senjata yang tidak dipunyai spekulan lain adalah, Soros memahami filsafat yang dipelajarinya dari Karl Popper, bahwa dunia selalu berada pada kenisbian.
Abad sekarang ini disebutnya sebagai abad kenisbian, the age of fallibility.