Spekulan Dorong Harga Minyak
Minyak Indonesia Dekati USD 100 Per BarelKamis, 03 Februari 2011 – 13:31 WIB

JAKARTA – Mencermati pergerakan harga minyak, dunia kini waswas. Berbagai gejolak politik di kawasan Timur Tengah dan beberapa faktor nonfundamental lain membuat harga minyak dikhawatirkan bergerak liar. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Evita H. Legowo mengatakan, salah satu pendorong naiknya harga minyak adalah keputusan OPEC untuk tetap menahan tingkat produksi pada level kuota saat ini, yaitu 24,845 juta barel per hari (bph). ’’Info dari OPEC juga menyebut, harga meningkat bukan karena fundamental pasar, tapi ulah spekulan. Karena itu, OPEC enggan beraksi (menaikkan produksi),’’ ujarnya melalui keterangan resmi Tim Harga Minyak Indonesia, Rabu (2/2).
Menurut Evita, selain ulah spekulan, naiknya harga minyak dunia disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya, terhentinya suplai minyak dari jalur pipa Trans-Alaska yang menyalurkan 12 persen produksi minyak mentah AS. "Ini akibat terjadinya kebocoran pada awal Januari 2011," katanya.
Selain itu, musim dingin yang masih berlanjut di sejumlah wilayah di belahan bumi bagian utara (Eropa, AS, dan Kanada) yang berdampak pada peningkatan konsumsi produk minyak, terutama heating oil. Juga, meningkatnya kekhawatiran pasar akan terjadinya hambatan suplai minyak melalui Terusan Suez yang disebabkan oleh ketegangan politik di Mesir.