SPPBE 3 Kg Terancam Berhenti Beroperasi
jpnn.com - JAKARTA - Para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) mulai menjerit.
Ini lantaran sejumlah stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE) 3 kg milik anggota Hiswana Migas terancam berhenti beroperasi.
Penyebabnya, karena biaya operasi yang terus meningkat setiap tahunnya. Tidak sebanding dengan ongkos pengisian dan transportasi yang tidak pernah naik sejak 2007.
Ketua II DPP Hiswana Migas M. Ismet mengatakan, kondisi itu terus memburuk.
Biaya operasi yang dimaksud, meliputi upah karyawan, pemeliharaan peralatan produksi, sampai suku cadang kendaraan skid tank tetap tidak ramah di kantong pengusaha.
"Sejak program konversi dijalankan belum pernah naik," katanya kemarin. Dia membuka fakta, biaya pengisian saat ini hanya Rp 300 per kilogram (kg). Sedangkan biaya transportasi, Rp 975 per ton tiap kilometer (km). Rupiah itu disebutnya sudah tidak relevan lagi.
Nah, apabila filling fee dan transport fee tidak disesuaikan, dia khawatir pelayanan anggota jadi terganggu. Ujung-ujungnya, tidak menutup kemungkinan SPBE itu jadi stop beroperasi. Supaya itu tidak terjadi, tentu saja jalan keluarnya adalah menaikkan ongkos. "Seperti biaya pengisian, jadi Rp 495 per kg," terangnya.
Versinya, menaikkan dua biaya itu bukan sesuatu yang mustahil. Caranya, dengan menambah subsidi elpiji 3 kg. Masalahnya, subsidi sebesar Rp 28 triliun yang baru saja diketok di DPR belum jelas bisa memenuhi tuntutan atau tidak. Opsi lain adalah menaikkan harga gas dalam tabung hijau itu.