Srikandi Muda ingin Perubahan di DPR
Kamis, 18 September 2008 – 20:00 WIB
“Saya sejak usia 18 tahun sudah aktif di Golkar,” ujar wanita berkulit putih jebolan S2 London School ini saat berbicara di depan wartawan di Press Room DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (18/9). Amelia dalam diskusi itu menyatakan, bagi dirinya menjadi sebuah penghargaan menjadi caleg, apalagi bila benar-benar terpilih sebagai wakil rakyat, maka dirinya akan benar-benar menjalankan fungsi dan tugas sebagai wakil rakyat.
Amelia mengakui bahwa di DPR memang bukan tempat untuk belajar. Tapi filosofi hidup adalah pembelajaran akan ada terus dilakukan. “Saya ingin membuktikan bahwa yang muda bisa berkarya,” katanya.Dalam pada itu, politisi perempuan asal Jawa Barat Ledya Hanifa menjadi caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun ia menolak bila dikatakan tidak ada satupun partai yang semuanya diisi oleh orang-orang bersih. Tak tertutup pula dengan partai yang dinaunginya selama ini, yakni PKS. Ledya tak memungkiri partainya bukanlah partai yang diisi oleh orang-orang yang harus disejajarkan dengan malaikat. “PKS bukan partainya malaikat.
PKS partai manusia, jadi siapapun bisa membuat kesalahan,” kata Ledya dalam diskusi yang diadakan di DPR bertajuk “30 Persen Caleg Perempuan Bisakah Masuk Parlemen,”Ledya sempat terperanjat begitu ada pertanyaan, apakah bila terpilih menjadi anggota
DPR, siap dipenjara. “Tentu saya tidak siap dipenjara. Saya ingin merubah citra DPR saat ini, memperbaiki sistem yang ada. Sebelumnya, kami juga sudah melakukan pelatihan dilakukan pembekalan-pembekalan,” jelas Ledya yang tak lain jebolan Psikologi S2 UI tahun 2002 ini.
Ledya mengaku agak risih lantaran banyak orang yang menganggap partainya yang paling bersih dan selalu merasa bersih. Baginya, penilaian seseorang, baik atau buruk bukanlah dilihat dari mana partai berasal, akan tetapi karena personal saja.(eyd)