SSAP dan YPOI Luncurkan Buku Terbitan Bersama Tiongkok-Indonesia
Tantangan dan Peluang Untuk Pertanian Tiongkok
Who will feed China? seru Lester R. Brown, yang suaranya akan diaminkan oleh para pegiat Club of Rome maupun pandangan para ekonom oksidental klasik serta neoklasik, ketika keterbatasan sumber daya menjadikan momok yang mencemaskan bagi laju pertumbuhan manusia yang makin besar.
Sektor pertanian tetap berlahan terbatas, juga tantangan inefisiensi pertanian, yang dibarengi oleh proses penggurunan, maupun pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat penggunaan bahan kimia.
Tiongkok mampu membalikkan pandangan tersebut, dengan menghidupi warga negaranya yang kini berjumlah 1,5 miliar.
Hal ini berkat keberhasilan Tiongkok menjalankan reformasi struktural yang sesuai dengan konteks sosio-politik-kulturalnya, antara lain dengan penataan kelembagaan disertai peningkatan input pertanian modern.
Hasilnya, tak hanya terintegrasi dengan WTO, yang memungkinkan Tiongkok berpotensi diserbu dengan hasil pertanian negara maju akibat disparitas harga, tetapi juga bermigrasinya tenaga produktif bidang pertanian menuju perkotaan yang lebih menjanjikan penghasilan besar.
Para pemimpin Tiongkok menyatakan, “Untuk membuat Tiongkok kaya, petani harus kaya.”