Ssttt....Ada Saran agar Sultan HB X Nikah Lagi
jpnn.com - JOGJA - Polemik sabda raja dan dawuh raja mendorong Jurusan Ilmu Pemerintahan (JIP) Fisipol UMY melakukan penelitian.
Penelitian bertema “Suksesi dan Paugeran Keraton” yang dilakukan tim pimpinan Eko Priyo Purnomo dan Dian Eka Rahmawati dirilis.
“Polemik siapa yang menjadi penerus takhta di Keraton Jogja menarik karena menyangkut jabatan gubernur,” ucap Eko memulai paparan hasil penelitiannya, seperti diberitakan Radar Jogja (Grup JPNN).
Dari penelitian yang dilakukan di lima kabupaten dan kota se-DIJ, banyak masyarakat yang belum paham dengan polemik suksesi tersebut. Termasuk siapakah pihak yang dianggap paling tepat menggantikan kedudukan HB X sebagai sultan.
“Lebih dari 33 persen responden menyatakan ragu-ragu,” bebernya. Menurut Eko, warga tak punya pilihan yang jelas menyangkut sosok pengganti HB X.
Alasannya selama ini mereka tak tahu siapa saja adik-adik HB X. Demikian pula dengan anak-anak raja. “Yang mana anak-anaknya, warga juga nggak mengerti. Jadi mereka nggak punya pilihan,” katanya.
Problem itu bukan hanya dihadapi para responden. Tapi, sejumlah peneliti yang diterjunkan Eko dan Dian juga menghadapi masalah yangsama. “Kami sebagai peneliti juga nggak tahu siapa saja adik dan anak-anak HB X,” paparnya.
Lantaran gubernur adalah jabatan publik, ia menyatakan sudah selayaknya paugeran di keraton dibuka. Sebab, raja yang bertakhta adalah gubernur DIJ. Dalam kesempatan itu, Eko juga mengungkapkan kontroversi suksesi terjadi karena HB X tidak memiliki anak laki-laki.