Ssttt...Ini Cara Melawan LGBT
jpnn.com - MAKASSAR - Perdebatan keberadaaan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Indonesia masih ramai. Dalam sebuah diskusi yang digelar Ikatan Masjid Musallah Indonesia Muttahidah (IMMIM), di gedung IMMIM, Makassar, Sabtu (27/2), disepakati satu hal: LGBT adalah gerakan teroganisir.
"Untuk menghadapinya harus dilawan dengan gerakan yang lebih terorganisir. LGBT adalah penyimpangan. Bisa direhabilitasi dan disembuhkan,” ujar Prof Tahir Kasnawi, salah seorang pembicara, seperti dikutip dari Fajar.
Selain dia, pembicara lainnya ada Abdul Rivai Ras (pakar ketahanan nasional dan kemaritiman), dan Prof Hamdan Juhannis (pakar sosiologi UIN Alauddin). Diskusi dipandu Ishaq Samad.
Sementara pembicara lainnya, Hamdan Juhannis (sosiolog dari UIN Alauddin), kesamaan Gafatar dan LGBT adalah sama-sama gerakan terorganisir dan produk dari kebebasan. Akar persoalannya, antara lain karena kebebasan yang kebablasan.
Selain itu, googelisasi pemahaman keberagamaan. "Keduanya harus dilawan karena bisa meruntuhkan nilai luhur agama," sebutnya.
Hamdan juga menyebutkan, ulama yang bernaung di Majelis Ulama Indonesia (MUI) perlu turun tangan membantu pemerintah, membuatkan roadmap kehancuran moral bangsa bila LGBT dibiarkan.
Abdul Rivai Ras (pakar ketahanan nasional dan kemaritiman) menambahkan, yang tejadi saat ini perkembangan geopolitik memengaruhi belahan dunia. Konsep kebebasan berlebihan membuat LGBT hadir. Di Indonesia, kata dia, komunitas ini terdapat di 28 provinsi dan paling banyak di kota besar termasuk di Sulsel. “Perlu konsep melawannya dengan tegas. Jangan perangi individunya namun perangi penyimpangannya," katanya. (samm/iad/adk/jpnn)