Stafsus Presiden Jokowi Ini Yakin Banget Indonesia Bakal Terhindar dari Resesi
jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Bidang Ekonomi Presiden Arif Budimanta meyakini Indonesia masih bisa selamat dari ancaman resesi.
Mantan legislator PDI Perjuangan Arif juga menilai temuan Badan Pusat Statistik (BPS) tentang pertumbuhan ekonomi nasional yang minus 5,32 persen pada kuartal II 2020 masih jauh dari indikator bahwa Indonesia akan menuju resesi.
"Jika sebuah negara mengalami pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut dihitung secara kuartalan (q-t-q) bukan secara tahunan (year on year), maka itu belum bisa disebut mengalami resesi," kata Arif dalam keterangan yang diterima, Senin (10/8).
Arif menambahkan, resesi adalah pertumbuhan negatif perekonomian berturut-turut selama dua kuartal dihitung secara tahunan (y-o-y). "Sementara, Indonesia masih bisa menghindari resesi jika pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal ketiga ini secara tahunan dapat mencapai nilai positif," jelas dia.
Lebih lanjut Arif mengatakan, pertumbuhan negatif pada kuartal II 2020 telah diprediksi sebelumnya sebagai konsekuensi dari pandemi Covid-19 yang mengharuskan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Pada kuartal pertama, kata dia, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif 2,97 persen (y-o-y).
Namun, pada kuartal II 2020, ekonomi Indonesia menjadi minus. Namun, Arif meyakini ekonomi Indonesia punya peluang kembali ke level positif pada kuartal ketiga setelah aktivitas perekonomian bergerak lagi dengan protokol adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Arif juga mengatakan, kontraksi ekonomi terjadi di banyak negara. Misalnya, pertumbuhan ekonomi Uni Eropa menjadi minus 14,4 persen, Singapura (-12,6), Amerika Serikat (-9,5), dan Malaysia (-8,4).
"Pertumbuhan negatif atau kontraksi ekonomi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, hampir seluruh negara mengalami hal serupa bahkan dengan kontraksi yang lebih tajam," tuturnya.