Status Facebook Pacu Angka Perceraian di Probolinggo
jpnn.com - PROBOLINGGO - Banyak pasangan suami istri (pasutri) di Kota Probolinggo yang memutuskan untuk bercerai. Penyebabnya beragam. Faktor tertinggi adalah merasa tidak cocok dan tidak harmonis lagi.
Terdapat 164 kasus perceraian dengan alasan tidak harmonis tahun lalu. Nah, salah satu pemicu ketidakharmonisan itu adalah jejaring sosial Facebook.
"Kan ada yang menjadikan Facebook sebagai ajang curhat. Jadi, masalah rumah tangga terkadang diumbar di Facebook sehingga membuat pasangannya marah. Tidak peduli laki-laki atau perempuan, semua curhat di Facebook," ujar Masyhudi, panitera muda hukum Pengadilan Agama (PA) Kota Probolinggo.
Menurut dia, mayoritas perceraian karena Facebook tersebut disebabkan salah satu pasangan mengumbar permasalahan rumah tangga ranah publik. Hal itulah yang menjadi alasan pasangannya untuk mengajukan cerai. Menurut dia, kasus tersebut baru ditemukan pada 2013.
Berdasar data pengajuan gugatan cerai pada 2013, ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab perceraian. Misalnya, krisis akhlak, cemburu, kawin paksa, ekonomi, dan meninggalkan kewajiban. Juga, sering disakiti pasangannya, baik secara psikologis maupun fisik; gangguan pihak ketiga; dan tidak harmonis lagi.
Pengajuan perceraian tersebut harus dilengkapi alasan, termasuk faktor pemicu. Pada 2013 PA menerima kasus cerai yang dilatarbelakangi kecemburan atas status di Facebook.
"Dari perasaan cemburu dan marah atas status di Facebook itu, kondisi rumah tangga menjadi tidak harmonis lagi, lantas diajukan perceraian," terangnya.
Meski salah satu pasangan tidak mempunyai akun Facebook, mereka tetap mendapat kabar tentang status pasangannya dari orang lain. Misalnya, tetangga dan teman. Dengan adanya kabar itu, terjadilah pertengkaran di antara pasutri yang berujung pada perceraian.