Strategi 'Tukar Kepala' Justru Menyuburkan Narkotika
Jumat, 16 November 2012 – 14:19 WIB

Ilustrasi narkoba jenis sabu-sabu. Foto: Istimewa/Antara
Aksi mafia narkoba di Provinsi Riau yang nyaris menewaskan seorang anggota polisi Polresta Pekanbaru, Riau, Briptu Joko Bobianto, Selasa (13/11) lalu, mendapat sorotan banyak pihak. Pasalnya, mafia narkoba tersebut juga melibatkan oknum aparat kepolisian dan TNI. Pengamat Kepolisian, Bambang Widodo Umar, menilai tumbuh suburnya peredaran narkoba sebagai dampak dari kekeliruan strategi pemberantasan narkotika yang selama ini diterapkan, terutama oleh kepolisian.
"Kalau saya melihat sulitnya diberantas narkotika, karena adanya cara-cara tukar kepala, tukar kepala itu kalau di kepolisian ada target-target dalam penangkapan, misalnya menangkap satu bisa memberikan informasi tiga," kata Bambang Widodo Umar saat berbincang dengan JPNN, Jumat (16/11) di Jakarta.
Apalagi, lanjutnya, yang satu selaku pemberi informasi diberikan keringanan. Hal itu justru memperkuat atau menambah luas peredaran narkoba, bukan malah mengecilkan ruang gerak para pengedar narkoba. Karena sharing tukar satu kepala dengan tiga kepala ini akan berlanjut terus.