Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Strategi Unik dari Bupati Anas Bersaing di Industri Pariwisata

Geber Banyuwangi International BMX dan Festival Kebaya

Sabtu, 22 April 2017 – 13:09 WIB
Strategi Unik dari Bupati Anas Bersaing di Industri Pariwisata - JPNN.COM
Banyuwangi International BMX dan Festival Kebaya (foto dalam) di Banyuwangi. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Banyuwangi punya dua ajang besar sepanjang akhir pekan ini. Dalam rangkaian Banyuwangi Festival 2017, hadir Festival Kebaya (21-22 April) dan Banyuwangi International BMX (22-23 April).

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Banyuwangi sengaja menggelar event wisata dengan ceruk pasar potensial yang belum banyak digarap daerah lain. Pasar potensial yang dibidik terutama adalah komunitas-komunitas.

"Ini strategi wisata kami. Sebagai pemain baru di industri pariwisata, kami harus tampil beda. Kalau kami bikin theme park atau wisata belanja, pasti kalah dibanding kota besar. Nah, kami putar haluan mengincar ceruk pasar yang selama ini tidak digarap daerah lain, tapi sebenarnya punya potensi besar dengan komunitas yang solid. Maka kami harus lakukan segmentasi pasar, tidak semua disasar. Sekarang semua daerah bikin festival, maka kami harus bikin strategi pemasaran baru yang tersegmentasi dengan jelas,” kata Anas.

Dia mencontohkan komunitas penggemar fashion, khususnya kebaya, yang terus berkembang. Maka Banyuwangi pun menggelar Festival Kebaya di terminal hijau Bandara Blimbingsari Banyuwangi. Ini tercatat sebagai Festival Kebaya pertama di Indonesia yang terintegrasi dari beragam workshop perajin lokal hingga peragaan busana. Model kebaya mulai dari glamor, kasual, klasik, hingga kontemporer ditampilkan. Sebanyak 100 desainer berpartisipasi.

Strategi Unik dari Bupati Anas Bersaing di Industri Pariwisata

”Banyuwangi ingin mengambil kesempatan sebagai daerah pertama yang mengangkat kebaya sebagai produk kreatif daerah, selain batik. Pasar bisnis kebaya dan komunitasnya sangat besar. Tiap ada acara, kaum perempuan tidak peduli tua atau muda kan selalu berkebaya,” tutur Anas.

Festival Kebaya, sambung Anas, juga bermakna wisata dan bisnis. Wisata terkait promosi Banyuwangi melalui event yang bisa menarik komunitas penggemar kebaya. Adapun aspek bisnisnya terkait dengan potensi pasar yang diharapkan bisa ditangkap oleh perajin-perajin busana lokal.

"Setelah mendapat workshop soal desain dari pelaku nasional, perajin lokal bisa kian percaya diri karena kemampuan desain dan pembuatannya meningkat. Bisa upload desain di media sosial, broadcast di WhatsApp, transaksi-transaksi muncul dari sana,” kata Anas.

Banyuwangi punya dua ajang besar sepanjang akhir pekan ini. Dalam rangkaian Banyuwangi Festival 2017, hadir Festival Kebaya (21-22 April) dan Banyuwangi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News