Sudah 13 Warga Tewas
jpnn.com - JAKARTA - Hingga Kamis (16/1) pagi, tercatat sudah 13 orang tewas menjadi korban banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah Sulawesi Utara pada Rabu (15/1).
Jumlah korban itu merupakan keseluruhan dari banjir yang terjadi di 6 kabupaten/kota di Sulut yakni Kota Manado, Minahasa Utara, Kota Tomohon, Minahasa, Minahasa Selatan, dan Kepulauan Sangihe.
"Data sementara dampak keseluruhan, 13 orang tewas, 2 orang hilang, dan sekitar 40 ribu mengungsi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (16/1).
Di Kota Manado 5 tewas, 1 orang hanyut belum ditemukan (Veber Sony Lowing). Di Kota Tomohon 5 orang tewas. Di Minahasa 3 orang tewas, 1 orang hilang (Niko, 54), dan 1 orang luka berat.
Sementara di Kabupaten Minahasa Utara 3 desa dengan 1.000 jiwa terisolir akibat banjir dan longsor. Di Kepulauan Sangihe bebeapa rumah tertimbun longsor. "Diperkirakan sekitar 40 ribu warga mengungsi ke tempat yang aman," kata Sutopo.
Dijelaskan, hujan deras dipicu oleh sistem tekanan rendah di perairan selatan Filipina yang menyebabkan pembentukan awan intensif. Selain itu juga adanya konvergensi dampak dari tekanan rendah di utara Australia sehingga awan-awan besar masuk ke wilayah Sulut.
Empat sungai besar di Kota Manado meluap dan menghanyutkan puluhan rumah dan kendaraan.
BPBD Provinsi Sulut, kata Sutopo, berkoordinasi dengan BPBD Kab/Kota, TNI, Polri, SAR, RAPI, Tagana, PMI, relawan dan lainnya bersama-sama membantu mengevakuasi masyarakat. Tim Reaksi Cepat BNPB mendampingi penanganan darurat.
Logistik dan peralatan di BPBD dikerahkan seperti dapur umum, perahu karet, tenda, matras, selimut, permakanan dll. Kebutuhan mendesak: perahu karet, tenda, matras, selimut, makanan, pakaian dan kebutuhan dasar.