Sudah Saatnya Kapolda Sumut Dicopot
Pertama, kemungkinan penempatan sosok kapolda yang tidak sesuai dengan karakter masyarakat setempat. Kedua, profesionalitas atau kepemimpinannya yang memang tidak mumpuni.
Menurut dosen di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) itu, kapolda yang ditempatkan di Sumut harus sosok yang tegas, namun tidak sok berkuasa.
“Kalau dia merasa berkuasa, maka akan mudah terjadi gangguan kamtibnas. Karakter masyarakat Sumut itu, harus didekati. Tapi pada waktu bersamaan harus bisa tegas dan gerak cepat menghadapi gangguan kamtibmas. Dekat dengan masyarakat tapi juga tegas agar ada keseganan,” terang Bambang.
Dia mengakui, ada harapan besar masyarakat terhadap kinerja polri di bawah kepemimpinan Jenderal Tito Karnavian. Pasalnya, menurut Bambang, Tito merupakan seorang polisi yang punya kemampuan di atas rata-rata. “Beliau terbaik dari yang terbaik,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, hal itu belum cukup. Tito dituntut kemampuannya membaca situasi kamtibmas di seluruh daerah, terutama Sumut yang menjadi salah satu barometer nasional.
“Kapolri dituntut cepat mengambil keputusan, tidak boleh ragu-ragu, tidak boleh terlalu banyak pertimbangan. Kapolri punya kewenangan penuh menilai kinerja kapolda. Kalau kemampuan kapolda dinilai kurang, ya geser saja menjadi staf atau ke polda lain yang sesuai dengan karakter personalnya,” ujar Bambang. (sam/jpnn)