Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Suhendra: Selamatkan Jokowi dari Kuda Troya

Senin, 13 Agustus 2018 – 11:32 WIB
Suhendra: Selamatkan Jokowi dari Kuda Troya - JPNN.COM
Ketua Umum Putra Jawa Kelahiran Sumatera, Sulawesi dan Maluku (Puja Kessuma), Suhendra Hadi Kuntono. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kandidat Ketua Tim Pemenangan petahana Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin sebagai pasangan calon presiden-wakil presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini mengecurut ke dua nama, yakni Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Namun, dikhawatirkan keduanya justru bisa menjadi kuda Troya. Apalagi Jokowi-Ma’ruf akan berhadapan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sebagai pasangan capres-cawapres yang tak bisa dipandang remeh.

“Selamatkan Jokowi dari kemungkinan munculnya kuda Troya,” ungkap Ketua Umum Putra-putri Jawa Kelahiran Sumatera, Sulawesi dan Maluku (Pujakessuma) Nusantara Suhendra Hadi Kuntono dalam rilisnya, Senin (13/8/2018).

JK, kata Suhendra, sesungguhnya hendak maju kembali sebagai cawapresnya Jokowi, namun terhalang konstitusi. Maka, katanya, ketika Partai Perindo mengajukan judicial review (uji materi) ke MK atas Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu terhadap Pasal 7 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, supaya JK yang sudah menjabat Wapres selama dua periode (2004-2009 dan 2014-2019) dapat maju kembali sebagai cawapres bagi Jokowi, JK pun mengajukan diri sebagai pihak terkait ke MK.

“Sayangnya, sampai pendaftaran capres ditutup KPU (Komisi Pemilihan Umum) pada 10 Agustus 2018, MK tak kunjung menyidangkan judicial review itu,” jelasnya.

Akhirnya, kata Suhendra, Jokowi pun memilih Mar’uf Amin sebagai cawapresnya, namun pemilihan Maruf pun merupakan jalan kompromi setelah sebelumnya sosok yang dijagokan Jokowi, Mahfud MD, ditolak parpol koalisi, terutama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Jadi, selain JK, Mahfud pun berpotensi menjadi kuda Troya akibat kekecewaan mereka,” papar Suhendra yang juga sesepuh Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI).

Jokowi, lanjut Suhendra, tentu tak lupa ketika JK pada detik-detik terakhir pencalonan Pilkada DKI Jakarta 2017 menyodorkan nama Anies Baswedan sebagai calon gubernur berpasangan dengan Sandiaga Uno kepada Prabowo Subianto, dan akhirnya Anies-Sandi menang melawan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang didukung Jokowi.

“Masuk akal bila kini JK masih ragu-ragu menerima tawaran Jokowi sebagai ketua tim pemenangan. Kalau sejak awal sudah ragu-ragu, mengapa dipaksakan? Bukankah ia juga bisa menjadi kuda Troya?” tanya pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 50 tahun lalu ini.

Kandidat Ketua Timses petahana Presiden Jokowi dan Ketum MUI KH Ma'ruf Amin sebagai pasangan capres dan cawapres mengerucut pada dua nama yakni JK dan Mahfud MD

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close