Sujud Aneh, Bupati Dikecam, Ketua Dewan Terancam Dipecat
“Dia (ketua DPRD Lamandau, Red) itu masalah ijazahnya saja belum selesai, tulis saja itu besar-besar di dalam berita,” ucapnya kesal.
Ruslan AS juga sangat menyayangkan sikap bupati Lamandau dalam aksi tersebut. “Sudah saya lihat aksi itu dan menurut saya, seorang kepala daerah bersikap seperti itu terlalu berlebihan. Memangnya siapa yang disembah dan disujud?” tanya tokoh masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat ini, Minggu (9/7).
Menurutnya, ini NKRI semua boleh ikut bertarung pada pilkada selama masih memiliki kinerja yang bagus dan punya tujuan yang sama yaitu untuk memajukan daerah. Masalah politik tidak boleh dikelompok-kelompokan dengan alasan harus putra-putri daerah.
Sebagai Ketua DPD Golkar Kalteng, kata dia, tentunya punya target menang salah satunya di Pilkada Lamandau 2018 mendatang.
Golkar sudah siapkan sembilan orang kadernya untuk Pilkada Lamandau, dan itu semua sudah melewati survei. “Nanti tanggal 10 Agustus mendatang akan saya umumkan,” bebernya.
Sementara itu, Ketua DPRD Lamandau Tomy Hermal Ibrahim yang ikut sujud politik itu, mengakui perbuatannya.
Sebagai kader partai, ia mematuhi perintah dan keputusan sesuai AD/RT partai Golkar. Terkait sujud politik, ia merasa tidak ada niat melecehkan dan melukai perasaan siapapun.
"Terlebih terhadap beliau (H Ruslan), terlepas beliau sebagai ketua DPD. Tidak ada alasan untuk tidak hormat kepada beliau," ucap Tomy.