Sukacita Atut Jadi Tersangka, Warga Gunduli Kepala
jpnn.com - BANTEN--Sebagian warga Banten bersuka cita ketika Ratu Atut ditetapkan sebagai tersangka. Selain aksi damai, sejumlah elemen juga menggunduli kepala dan memotong ayam di depan kediaman Ratu Atut.
Uday Suhada, misalnya. Pegiat antikorupsi dari ALIPP menggunduli kepalanya di Kota Tangerang Selatan. Sementara di Pandeglang, masyarakat menggelar aksi damai di Alun-alun Pandeglang. Mereka membentangkan spanduk dan karton sebagai rasa syukur.
Di Kota Serang berbeda lagi. Organisasi mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar sujud syukur dan memotong ayam di depan kediaman gubernur di Jalan Bhayangkara 51, Cipocok, Kota Serang, disusul aksi gundul kepala.
Aksi masif itu juga terjadi di bilangan Ciceri, Kota Serang dan kampus Untirta Banten. Mereka membentangkan spanduk dan karton-karton bertuliskan rasa syukur atas penetapan gubernur dua periode tersebut.
Di bagian lain, Tokoh Masyarakat Banten Embay Mulya Syarif mengatakan, status hukum Atut Chosiyah merupakan pelajaran penting bagi birokrat dan masyarakat Banten bahwa konsekuensi pahit akan diterima jika tidak bekerja baik dan benar untuk masyarakat.
’’Tetapi ini juga jangan dijadikan momen untuk menghakimi, memanas-manasi sehingga Banten menjadi tidak kondusif. Saya harap pemerintahan Banten masih normal melayani masyarakat,’’ harap tokoh Banten yang juga memperjuangkan Banten menjadi daerah otonom 2000 silam.
Sementara itu, pengamat Ekonomi dan Politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten, Dahnil Anzar mengatakan, Wakil Gubernur Rano Karno juga masih menjadi ancaman bagi proses penegakan hukum di Banten. Dengan kata lain, posisi strategis Rano Karno yang dimungkinkan menggantikan Ratu Atut Chosiyah bukan menjadi pilihan dan diharapkan masyarakat.
"Di kalangan aktivis antikorupsi Rano masih bagian yang tak terpisahkan dari dinasti rente nan korup ini," ujar Dahnil kepada INDOPOS (grup JPNN), kemarin (17/12).
Dahnil mengatakan, Rano Karno tidak menunjukkan komitmen sebagai politisi yang diharapkan bagi rakyat bagi partai yang berslogan 'partainya wong cilik'. "Tepatnya, selama ini dia tidak bersedia menjadi whistle blower untuk mendorong kasus-kasus korupsi di Banten. Kepada Rano kita juga akan sangat sulit berharap perubahan di Banten," tandasnya.
Mengenai situasi roda pemerintahan pasca penetapan Ratu Atut, Dahnil berpendapat, sejumlah pejabat dan pegawai di lingkungan Pemprov Banten sudah tidak bisa bekerja nyaman. Bahkan, was-was. Selain banyak terlibat praktik rente, juga memiliki kekhawatiran stadium tinggi. Dengan kata lain khawatir nasibnya serupa Atut Chosiyah.