Sukses Selesai Touring, Dapat Medali Kubis
Kebetulan, akhir pekan itu ada kontes mobil modifikasi di pelataran parkir, di sisi jalan utama Tanah Rata. Seru juga melihat mobil-mobil modifikasi Negeri Jiran, yang mengandalkan permainan lampu, seolah-olah ingin jauh dari aliran elegan.
***
Tidak terasa, Minggu pun tiba (1/12). Lagi-lagi bangun pagi, pukul 06.30 kami sudah menaruh koper dan lain-lain ke atas bus. Jadwal pagi itu, kami menggelinding turun, dengan sedikit bagian menanjak, ke arah Tapah.
Jaraknya hampir 60 kilometer.
Di Tapah, sepeda kami packing, lalu semua naik bus kembali pulang ke arah Singapura. Di tengah perjalanan "turun," beberapa kali kami berhenti di tempat-tempat yang menarik untuk berfoto. Misalnya, sebuah air terjun, perkampungan kumuh, atau penanda jalan yang menunjukkan jarak menuju Kuala Lumpur (hampir 200 km).
Teddy dan Siswo rupanya tak tahan melihat beberapa penjual durian di pinggir jalan. Mereka pun sempat berhenti, makan dua buah durian, sebelum melanjutkan turun ke Tapah.
Naik bus sekitar 30 menit dari Tapah, kami berhenti di sebuah rest area. Dengan cepat, kami diminta mandi dan berganti pakaian di toilet-toilet yang tersedia di sana.
Setelah itu makan siang di Bidor, makan sup bebek yang superkondang.
Sebelum menuju Singapura, bus mengantarkan kami berempat menuju Kuala Lumpur International Airport (dua jam dari Bidor), untuk terbang kembali ke Surabaya. Kami berempat berpisah dari rombongan, yang meneruskan naik bus kembali ke Singapura (masih berjam-jam lagi!).
Menjelang berpisah, Joyce Leong memberikan "medali" khusus bagi para peserta tur. Bukan medali normal, bukan piagam biasa. Setiap peserta mendapatkan sebuah kubis, hasil alam asli Cameron Highlands!