Sulit Ditebak, Sulit Diprediksi
Senin, 23 Juni 2008 – 11:27 WIB
Benarkah ini sebuah keuntungan ? Loew mengaku kalau dia memang mengenal karakter dan pemain-pemain Turki. Namun, der trainer berusia 48 tahun tersebut tak menganggapnya itu sebagai sebuah keuntungan. Sebab, menurut Loew, skuad asuhan Fatih Terim itu adalah tim yang sulit diprediksi.
Loew menegaskan bahwa hingga saat ini dirinya masih memiliki kedekatan dengan Turki. Bahkan dirinya memiliki informan yang hingga kini tinggal di negeri yang beribu kota di Istanbul tersebut. Namun, karena Turki adalah tim sulit ditebak, faktor kedekatan dan adanya informan tak terlalu banyak membantu.
’’Ya, saya masih memiliki beberapa teman di sana (Turki) yang secara reguler bisa saya hubungi. Tapi itu tak akan membantu,’’ paparnya.
Dalam dua laga terakhir di fase penyisihan grup dan perempat final, Turki memang tampil sebagai tim yang tiba-tiba bangkit dan membalik kekalahan. Yang mengesankan adalah saat menghadapi Kroasia. Dimana Turki mampu bangkit di masa injury time perpanjangan waktu kedua dan finis sebagai pemenang laga.
Soal keberhasilan Turki, asisten Andreas Koepke, mengatakan bahwa kubu Jerman tak terlalu kaget. Seluruh staf tim Jerman memang menyaksikan laga perempat final Kroasia lawan Turki. Dan Loew, menurut Kopke, tak tampak terkejut melihat Turki yang tiba-tiba bisa membalik keadaan di menit-menit akhir. Koepke sendiri mengaku lebih senang jika Kroasia yang akan menjadi lawan Jerman di partai semifinal nanti. ’’Karena kami masih memiliki sesuatu yang belum tuntas dan harus dibayar oleh mereka,’’ tegas Koepke yang juga mantan kiper Timnas Jerman itu.
Hingga saat ini, Loew masih belum membeberkan strategi apa yang akan digunakannya untuk menaklukkan Nihat Kahveci dkk. Pada pertandingan sebelumnya, Jerman lebih sering menggunakan strategi menyerang 4-4-2 dengan dua striker di depan.