Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sumaryoto: Korupsi Mengancam Eksistensi NKRI

Sabtu, 20 Januari 2018 – 17:10 WIB
Sumaryoto: Korupsi Mengancam Eksistensi NKRI - JPNN.COM
Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Bangsa HM Mardiyana (kiri) dan Sumaryoto Padmodiningrat di hadapan ratusan mahasiswa dan Civitas Akademika STIE Pelita Bangsa, Cikarang, Bekasi. Foto: Ist for JPNN.com

jpnn.com, CIKARANG - Sejarah mencatat, korupsi terbukti telah menghancurkan banyak negara dan lembaga. Mesir kuno hancur karena korupsi. Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), yang berdiri pada 1602, gulung tikar pada 31 Desember 1799 juga karena korupsi. Bahkan, Kekaisaran Romawi yang perkasa pun binasa karena korupsi.

“Kini, korupsi pun mengancam eksistensi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia, red),” ungkap Sumaryoto Padmodiningrat ketika menyampaikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa dan Civitas Akademika Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Bangsa di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (20/1/2018).

Sumaryoto yang juga pengusaha dan mantan anggota DPR RI ini membawakan makalah berjudul “Korupsi Mengancam Eksistensi NKRI” dalam kuliah umum yang juga dihadiri Ketua Yayasan/STIE Pelita Bangsa HM Mardiyana.

Indonesia, kata Sumaryoto, bisa menjadi negara gagal dan kemudian bubar bila tidak bisa membebaskan diri dari belenggu korupsi.

Ia merujuk contoh negara-negara gagal di zaman modern ini, yang dipicu oleh korupsi yang berkelindan dengan kemiskinan dan konflik bersenjata, antara lain Somalia, Sudan, Sudan Selatan, Afrika Tengah, Yaman, Suriah, Chad, Kongo, Afghanistan dan Haiti. “Yang terbaru sebagai negara gagal adalah Venezuela,” cetusnya.

Indonesia, kata Sumaryoto, terus diguncang skandal korupsi pasca-gerakan Reformasi 1998. Selain korupsi raksasa Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-El), ada berbagai kasus rasuah yang pelakunya tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pertanyaannya, apakah kecemasan kita sebagai anak bangsa terbatas pada lenyapnya uang negara yang dirampas koruptor? “Jawabnya tidak! Episentrum masalah bukan semata kerugian negara. Betul, kerugian finansial menjadi salah satu masalah pokok karena terjadi ketidakadilan, di mana ada satu atau dua orang kuat dan berkuasa kenyang, sementara jutaan rakyat kelaparan. Namun, jika kita serius menyelami, fokus utama yang menjadi keharusan bagi elite bangsa terletak pada relasi sebab-akibat antara korupsi dan eksistensi negara. Muatan utama refleksi tidak lagi semata korupsi dan kerugian negara, tetapi permasalahan korupsi ideologis (ideological corruption),” papar Sumaryoto yang juga Ketua Dewan Pembina Persatuan Perangkat Desa Republik Indonesia (PPD RI).

Dalam korupsi, kata Sumaryoto, ada bahaya terselubung, yakni pembunuhan ideologi negara. Pembunuhan ideologi masuk dari pintu sindikalisme berupa pelaksanaan kebijakan-kebijakan (kotor) negara untuk kepentingan persekongkolan jahat, kendati memakai baju kepentingan umum.

Dalam korupsi, ada bahaya terselubung, yakni pembunuhan ideologi negara. Pembunuhan ideologi masuk dari pintu sindikalisme berupa kebijakan negara yang kotor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close