Sumbang Pemikiran untuk Muktamar, Generasi Muda NU Gelar Muzakarah Nasional
Selain merumuskan gagasan pada aspek pendidikan dan perkhidmatan, MA IPNU juga mendorong agar muktamar merumuskan desain besar dalam menyiapkan rijalul ishlah atau aktor-aktor perubahan sosial. Hal ini dimulai dari penyiapan kader muda NU yang sudah banyak berperan di ruang-ruang publik.
“Panen sumber daya muda NU perlu dikonsolidasikan dan juga dikelola secara baik dalam rumah besar NU. Jadi (pertemuan) ini adalah upaya merumuskan kontribusi gagasan dan pemikiran untuk perkhidmatan NU di satu abad berikutnya,” katanya.
Hadir pula untuk memantik diskusi dalam forum Muzakarah ini Ketua PBNU yang juga Ketua SC Muktamar Muhammad Nuh, Bupati Banyuwangi dua periode Abdullah Azwar Anas, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI Ali Ramdhani, dan Kepala Pusat Data dan Informasi Kemendikbud Hasan Chabibie.
Pertemuan ini dihadiri oleh alumni IPNU se-Indonesia. Pertemuan dilakukan secara hybrid, diikuti sebanyak 150 orang. Hasil mudzakarah menjadi salah satu masukan bagi penyiapan materi muktamar.
Menanggapi soal waktu pelaksanaan muktamar, Niam menegaskan hal itu adalah domain PBNU.
"Sepelik apa pun masalah, dalam tradisi NU selalu ada jalan terbaik untuk menyelesaikan, apalagi soal tanggal pelaksanaan. Majelis alumni menyerahkan kepada PBNU dan para masyayikh. Kematangan khazanah keagamaan pasti akan memandu guna mencari titik temu dan jalan keluar. Metode "aljam'u wat taufiq" (komromi dan konsensus) serta Kaedah fikih "Dar'ul mafasid muqaddamun 'ala jalb al-mashalih", (mencegah mafsadah didahulukan dari pada menarik kemenfaatan) menjadi salah satu pemandunya. Di samping pertimbangan teknis, ada pertimbangan spiritual yang perlu ditempuh. Setelah mempertimbangan aspek keselamatan dari pandemi, aspek kesiapan teknis kepanitiaan, selanjutnya, istikharah dan tawakkal," harap Sekretaris SC Muktamar ini.
Ketua Panitia Pengarah Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama Muhammad Nuh menjelaskan bahwa memang muktamar ke-34 berupaya menyiapkan peta jalan utama untuk melahirkan pembaharu.
"Muktamar ini momentum untuk menyiapkan fondasi," ujar pria yang pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2009-2014 itu.