Sunawi Sendirian, Rindu Putri Kesayangan Ingin Pulang ke Semarang
“Kerja di tambang emas saat masih harga Rp7.000. Karena sakit paru-paru, kemudian saya berobat ke Palangka Raya. Saya sebenarnya tidak mau merepotkan orang lain seperti ini. Saya itu orangnya tidak mau yang duduk-duduk santai. Dulu waktu masih sehat, saya kerja bangunan, buat wc. Kalau nganggur, saya membuat kandang burung,” jelasnya.
Menurut relawan Human Community Palangkaraya (HCP), awal bergerak pada 2017, komunitas itu menemukan kakek Sunawi tidur beralaskan kardus. Tidak ada perlengkapan memasak, kasur, dan lainnya.
Kemudian anggota komunitas berinisiatif mengumpulkan dana. HCP gotong royong untuk membeli perlengkapan masak dan kasur.
Kakek Sunawi punya mimpi kecil. Ia ingin pulang ke kampung halamannya di Semarang. Walaupun nanti di Semarang tak punya tempat tinggal, kakek Sunawi minta tolong untuk dititipkan di panti jompo yang dekat dengan panti asuhan anaknya.
“Saat ini kami berasama tim ERP,HCP, Dinkes, dan lurah sedang mencari jalan/cara untuk memulangkan beliau. Jadi nanti kami saling bekerja sama dengan ibu lurah, Dinsos, dan Dinkes untuk mencari informasi di Semarang. Kami akan menggalang dana untuk pemulangannya, agar sang kakek bisa tinggal berdekatan dengan putri kesayangannya, " ucap salah satu petugas bernama Vivi.
Vivi menjelaskan, putri sang kakek saat ini berusia 10 tahun. Uang hasil kerjanya dikirimkan untuk anaknya. Sunawi tidak pernah memikirkan dirinya sendiri.
“Tahun 2017 lalu kami berkomunikasi dengan pihak pemilik panti, meminta anaknya untuk dibawa kemari. Sebab, ada orang yang ingin membiayainya. Saat itu pihak panti meminta segala persyaratan yang mesti dilengkapi. Sudah kita penuhi, namun pihak panti meminta lebih. Artinya, tidak mau melepas,” ujarnya. (*/ce)