Sungguh Tega, Bangladesh Buang Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil
Fortify Rights Group, kelompok pembela HAM lainnya, mengatakan pemindahan itu kemungkinan mengandung unsur "paksaan" sehingga harus segera diberhentikan.
Perwakilan pemerintah untuk penanganan pengungsi, Mohammed Shamsud Douza, mengatakan relokasi itu dilakukan dengan persetujuan dan kesadaran penuh para pengungsi.
"Mereka berangkat ke sana dengan gembira. Tidak ada yang dipaksa. Pemerintah telah menempuh segala cara untuk mengantisipasi datangnya bencana, termasuk di antaranya memastikan mereka dapat hidup nyaman dan menyediakan sumber penghidupan yang layak," kata dia.
Seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri mengatakan para pengungsi itu dipindahkan karena kecil kemungkinan mereka akan dipulangkan ke Myanmar.
Sejumlah pejabat di Bangladesh mengatakan 400 orang dari total 2.500 pengungsi akan diberangkatkan ke pulau pada Kamis sore. Namun, perjalanan via laut yang menempuh waktu beberapa jam itu akan bergantung pada kondisi pasang surut air laut.
Lebih dari 730.000 warga etnis Rohingya lari menyelamatkan diri dari Myanmar pada 2017 karena adanya persekusi yang dilakukan militer di Rakhine, tempat komunitas itu menetap.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, operasi militer itu didorong niat genosida atau pembunuhan massal.
Myanmar membantah pernyataan tersebut dan mengatakan pasukannya hanya menargetkan kelompok ekstremis etnis Rohingya yang menyerang markas kepolisian.