Surat Johan Budi untuk Sang Ibu Tercinta
jpnn.com - Selamat pagi Ibu,
Bagiku, Ibu adalah energi hidup, sumber asa yang tak akan pernah habis. Ibu juga tempat mencurahkan segala persoalan hidup, tempat mengadu segala keluh.
Kadang, ketika diterpa hal berat, baik berkaitan dengan pekerjaan maupun kehidupan yang membuat saya kehilangan daya hidup dan putus asa, saya sering menyembuhkan dan mengembalikan itu hanya dengan mendengar kata-kata Ibu tentang cara menjalani hidup.
Setiap mengambil keputusan penting dalam hidup saya, termasuk memutuskan mengikuti tes calon pimpinan KPK, saya selalu meminta nasihat dan doa kepada Ibu.
Jika Ibu menyatakan lain dengan keinginan saya, saya biasanya memutuskan memilih nasihat Ibu. Ibu selalau mewanti-wanti untuk hidup lurus dan jujur serta tidak boleh meninggalkan salat. Ibu selalu mengucapkannya.
Ibu, saya tahu Ibu begitu sayang kepada anak-anaknya meskipun anak-anaknya tidak bisa menemaninya setiap waktu. Khusus untuk saya, Ibu selalu menonton berita dan menunggu melihat gambar saya di televisi. Bahkan, Ibu selalu meminta adik menggunting koran yang memuat foto saya.
Saya selalu ingin mendengar suara Ibu meski sekadar menanyakan sudah makan atau belum. Apakah badan saya sehat? Kalau ada waktu libur, saya selalu ingin menyempatkan pulang kampung untuk sekadar sungkem kepada Ibu.
Ibu, saya tahu Ibu tidak pernah meminta materi atau sejenisnya meski saya mampu membelikannya. Bahkan, saya terharu, ketika pulang kampung, ternyata Ibu membelikan saya beberapa baju batik dari uang pensiunnya.