Surga di Lapas Pondok Rajeg untuk Koruptor Proyek Alquran
Aroma segar khas pegunungan dari pewangi ruangan sempat tercium kala melintas sel no 11-12. Kedua kamar tersebut memang tampak rapi dan berkelas. Jeruji besi mereka saja dilapisi gorden yang menawan. Spring bed keduanya pun lebih tebal dari kamar-kamar lainnya. Selain itu, si pemilik kamar juga mengecat sendiri kamarnya dengan warna jingga yang enak dipandang. Terlebih di salah satu kamar terdapat kandang kucing anggora.
Ow..Itulah kamar dari bapak-anak yang dipenjara akibat bermufakat jahat mengorupsi proyek Alquran. Ya, mereka tiada lain Zulkarnaen Djabar dan Dendy Prasetya. Saat Radar Bogor bertandang, keduanya tidak ada di tempat. Para 'tetangga' menyebut keduanya sedang salat zuhur berjamaah di masjid.
Informasi yang diterima pewarta koran ini, bapak-anak tersebut memang kerap 'raib' dari selnya.“Dia (Zulkarnaen) juga bebas keluar-masuk kalau malam. Alasannya emergency terapi, karena pengeroposan tulang,” tutur sumber Radar Bogor belum lama ini.
Dendy pun rajin menemani sang Ayah keluar lapas. Namun bukan tanpa alasan, Dendy memang masuk penjara dalam keadaan tulang kakinya patah. Luka di kaki kanannya pun mengalami pembusukan. Karenanya, dispensasi tersebut dianggap wajar di lingkungan Lapas. Hanya saja aktivitas keluar masuk lapas mereka, sambung sumber, kerap membuat napi lainnya iri.
Zulkarnaen memang disebut memiliki properti di Bogor Nirwana Residence. Asetnya dikabarkan berada di dua cluster, yakni Cendana dan Harmony. Cendana merupakan salah satu cluster dengan harga produk hunian cukup mahal, yakni berkisar antara Rp1,5-2,5 miliar.
Cluster Cendana merupakan hunian premium dengan view indah Gunung Halimun Salak dan Gunung Gede Pangrango. Cluster Harmony pun demikian. Lokasi dua cluster ini hanya berjarak sekitar 500 meter. Nah, agar dekat dengan rumah, maka Zulkarnaen sering minta izin berobat di Bogor Medical Center, di bilangan Pajajaran.
Dikonfirmasi soal ini, Kepala Lapas Kelas II A Cibinong, Sudjongo tegas membantah bahwa jajaranya memberikan akses keluar masuk seenaknya bagi Zulkarnaen dan anaknya. “Saya baru dua bulan di sini (Bogor). Saya pun membatasi mereka untuk berobat. Mereka hanya boleh keluar sebulan sekali, itu pun kondisinya harus anfal,” tegas mantan Kalapas Kerobokan Bali tersebut.
Sudjongo mengatakan, pengobatan di luar lapas tidak lah dilarang. Terlebih lapasnya hanya memiliki dua orang dokter. Yakni seorang dokter umum dan seorang dokter gigi. Dua dokter tersebut mesti siap melayani narapidana sebanyak 1.491 orang.