Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Dedi-Erwan Masih Tertinggi di Pilkada Jabar 2024
Toto mengakui masih ada sisa waktu kurang lebih 20 hari bagi seluruh kandidat memaksimalkan target ideal elektabilitasnya. “Biasanya, hanya tsunami politik dan money politic yang bisa mengubah peta elektabilitas dalam waktu yang singkat itu. Masalahnya, sejauh ini belum terlihat akan adanya tsunami politik tersebut, termasuk money politic,” ungkapnya.
Menurut Toto, jika ada kandidat yang akan mencoba melakukan jurus abnormal seperti politik uang, hal itu tidaklah mudah. Pertama, ujar dia, hal itu butuh cost yang sangat besar, bahkan bisa ratusan miliar rupiah. Kedua, sangat berisiko terkena diskualifikasi Komisi Pemilihan Umum karena masuk dalam kategori pelanggaran TSM (terstruktur, sistematis dan masif).
“Mungkin, jika ada kandidat yang mau melakukan money politic, seharusnya punya elektabilitas yang tidak terlalu jauh, misalnya selisih 5 persen - 7 persen. Akan tetapi, kalau sudah lebih dari 20 persen apalagi di atas 30 persen, biasanya akan berpikir ulang. Selain butuh uang berkarung-karung, juga belum tentu efektif,” katanya.
Lebih lanjut Toto mengatakan bahwa dari data terbaru ada sekitar 31,2 persen pemilih yang berkategori soft supporter, yaitu gabungan antara yang sudah memilih tetapi bisa berubah, dengan yang belum punya pilihan sama sekali. "Pemilih yang berkategori seperti ini biasanya menjadi lahan tak bertuan yang masih bisa diperebutkan siapa saja," jelasnya.
Menurut Toto, Dedi-Erwan sudah memiliki strong supporter yang sangat fenomenal, yaitu 55,4 persen. "Ini angka strong supporter yang jarang terjadi. Dengan bekal angka ini, jika pun terjadi money politic, Dedi-Erwan tak akan kurang dari itu. Mungkin, uangnya diambil, tetapi memilihnya tetap ke Dedi-Erwan," katanya. (mcr27/jpnn)