Survei: PDIP Turun, Demokrat dan PSI Melesat
jpnn.com, JAKARTA - Temuan terbaru survei Y-Publica menunjukkan dalam empat bulan terakhir elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan signifikan. Sementara itu Demokrat melesat ke posisi empat besar, dan elektabilitas Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menembus 5 persen.
Pada survei yang dilakukan pada bulan Maret hingga Oktober 2020, PDIP jauh memimpin dengan elektabilitas di kisaran 30 persen, kini turun jauh menjadi 23,4 persen. Demokrat yang sebelumnya di kisaran 3 persen, kini melejit menjadi 7,2 persen.
Lalu di tengah wacana kenaikan ambang batas parlemen menjadi 5 persen, PSI berhasil mengamankan posisi dengan kenaikan elektabilitas dari kisaran 2 hingga 4 persen menjadi 5,1 persen.
“Elektabilitas PDIP sebagai partai berkuasa terjun bebas, sedangkan Demokrat sebagai oposisi melesat, dibayangi oleh PSI di papan tengah,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam press release di Jakarta, pada Rabu (24/2).
Menurut Rudi, tantangan berat sedang dihadapi oleh PDIP yang kini memimpin koalisi pemerintahan Jokowi periode kedua. “Badai korupsi yang melanda menteri dan sejumlah tokoh dari PDIP menjadi ujian serius bagi partai berkuasa tersebut,” Rudi menambahkan.
Keberhasilan PDIP memenangkan pemilu dua kali berturut-turut memang memantapkan posisi sebagai partai terbesar. Bahkan diyakini PDIP bisa mencetak rekor menang tiga periode pada Pemilu 2024 mendatang.
“Tetapi melesatnya elektabilitas partai oposisi, dalam hal ini diwakili Demokrat, bisa menyulitkan langkah PDIP pada 2024, sehingga tidak akan berjalan mulus, bahkan mungkin PDIP harus melalui jalan terjal dan berdarah-darah,” lanjut Rudi.
Tidak heran, berbagai cara dilakukan PDIP, dari mengusulkan kenaikan PT hingga mengundurkan jadwal Pilkada 2022 serta mempertahankan presidential threshold. “Jika Demokrat bisa memimpin oposisi, tidak tertutup kemungkinan strategi PDIP bisa buyar,” pungkas Rudi.